Surabaya (ANTARA) - Kepolisian Sektor (Polsek) Karangpilang memeriksa satu lagi saksi tambahan terkait kejadian terbaliknya perahu tambang di sungai di kawasan Jalan Mastrip Kemlaten Surabaya yang menewaskan seorang penumpang, Sabtu (25/3).
"Total sekarang sembilan, sebelumnya delapan. Belum ada penetapan (tersangka), belum saya gelarkan (perkara) juga," ujar Kepala Unit Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polsek Karangpilang Iptu Gogot Purwanto di Surabaya, Selasa.
Satu orang saksi tambahan itu merupakan keluarga korban terbaliknya perahu tambang yang mengangkut total 12 orang penumpang.
"Saksinya yang satu orang diperiksa kemarin," ujarnya.
Sementara, Gogot mengaku sudah mengirimkan surat rekomendasi terkait proses evakuasi bangkai perahu tambang kepada sejumlah pihak terkait.
Polisi juga turut meminta bantuan pemilik perahu untuk membantu proses evakuasi.
"Belum (dievakuasi), suratnya baru hari ini dikirim. Saya minta agar pemilik perahu membantu proses meminggirkan itu nanti baru diperiksa. (Rekomendasi penyelidikan) sudah sampai ke Dinas Pengairan, Perhubungan Darat," ucapnya.
Setelah bangkai perahu itu dievakuasi polisi berencana melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Setelah dipinggirkan kami lakukan pemeriksaan," katanya.
Sebelumnya, Reskrim Polsek Karangpilang Surabaya sudah terlebih dahulu melakukan pemeriksaan terhadap delapan orang saksi dalam insiden terbaliknya perahu tambang di Surabaya.
Delapan saksi itu terdiri dari dua orang petugas dan dua orang pemilik perahu tambang tersebut. Sedangkan empat saksi lainnya merupakan penumpang.
"Empat (terdiri) dua ABK dan dua orang pemilik (perahu). Korban sudah empat, total delapan," kata dia.
Jumlah korban perahu tambang berjumlah 12 orang. Satu penumpang di antaranya sempat dinyatakan hilang. Petugas gabungan kemudian melakukan upaya pencarian.
Korban akhirnya ditemukan di sungai yang terletak di bawah Jembatan Tol Gunung Sari Surabaya, pada Minggu (26/3) dalam kondisi sudah tidak bernyawa.