Kediri (ANTARA) - Tim Penggerak PKK Kota Kediri, Jawa Timur, mengoptimalkan edukasi pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif sebagai bagian penting keikutsertaan mendukung kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar di Kediri, Senin, mengaku masih menemukan di lapangan adanya ibu yang masih belum bisa optimal memberikan ASI pada anaknya.
"Saya masih menemukan di lapangan masih saja ada kasus ibu hamil sampai nanti melahirkan mereka tidak berhasil memberikan ASI eksklusif dengan berbagai alasan," katanya.
Pihaknya mengadakan Lomba Menyusui 2023 yang diikuti ibu-ibu yang mempunyai anak balita sebagai edukasi sekaligus bentuk dukungan kepada ibu-ibu yang mempunyai anak balita agar semakin semangat memberikan ASI eksklusif.
"Mudah-mudahan melalui acara ini, warga teredukasi bahwa ASI ini adalah yang terbaik untuk anak-anak kita. ASI tidak tergantikan oleh susu merk apapun dan semahal apapun," kata dia.
Ia berharap, para ibu yang mengikuti lomba ini turut serta mengedukasi ibu-ibu lain untuk memberikan ASI eksklusif pada anak.
"Ibu-ibu bisa menyebarkan apa yang diperoleh pada koleganya. Harapan saya terus di kota ini capaian ASI eksklusif semakin tinggi," ujar dia.
Ferry Silviana yang juga istri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar ini, menambahkan ibu-ibu yang sedang memberikan ASI eksklusif kepada buah hatinya membutuhkan dukungan keluarga, khususnya suami, sebab tidak mudah memberikan ASI eksklusif.
"Ibu-ibu pasca-melahirkan mengalami berbagai sindrom dan itu nyata. Butuh dukungan yang besar untuk bisa memberikan ASI eksklusif. Siapa saja yang tinggal dengan ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif ini harus memberikan dukungan yang besar," kata Bunda Fey, sapaan akrabnya.
Angka capaian ASI eksklusif pada 2022 di Kota Kediri 62,8 persen. Angka tersebut melampaui target nasional yakni 45 persen. Capaian tersebut juga meningkat dari tahun 2021 dengan angka 51,9 persen.
Seorang peserta Lomba Menyusui 2023, Ratih, mengatakan ASI miliknya sempat tidak keluar, namun dia mengonsumsi berbagai ASI penguat daun katuk sehingga ASI akhirnya keluar dengan lancar.
"Sejak awal saya ASI eksklusif. Saya juga senang ikut acara ini, karena pengetahuannya bermanfaat. Harapannya kegiatan ini bisa berlangsung rutin, karena menambah pengetahuan," kata warga Kecamatan Pesantren, Kota Kediri itu.
Lomba menyusui diikuti 92 peserta berasal dari 46 kelurahan. Setiap kelurahan mengirimkan dua peserta ibu yang mempunyai bayi berusia 1-6 bulan.
Tim juri lomba meliputi Ketua TP PKK Kota Kediri Bunda Fey, dokter Dian Meilani dan dokter Renyta, Sp.A. Para juri berkeliling untuk menilai berbagai unsur, antara lain perlengkapan, posisi atau peletakan saat memberikan ASI, dan pengetahuan.