Surabaya (ANTARA) - Pers Mahasiswa (Persma) Petra Christian University (PCU) Surabaya, Jawa Timur memamerkan foto kisah bangkit dari keterpurukan melalui Pameran Photostory Vol. 9 yang digelar di kampus setempat, 10-15 April 2023.
"Pameran ini mengangkat tema 'Pemulihan'. Tema ini berfokus pada keberanian untuk menerima dan belajar dari kesalahan masa lalu," kata Ketua Pameran Photostory Vol. 9 Sherlynn Yuwono di Surabaya, Jumat.
Ia mengatakan berbicara mengenai pemulihan juga berbicara mengenai pembaruan.
Ia mengemukakan bahwa tidak mudah untuk bangkit dari keterpurukan, berjalan maju dari luka atau trauma.
"Pameran ini terinspirasi dari bangkitnya jiwa keterpurukan kita selama tiga tahun menghadapi dunia pandemi. Kami ingin mengajak mahasiswa untuk turut menerima fakta bahwa hari-hari gelap sudah berlalu, dan perlu memiliki hati guna melahirkan cerita baru," ujarnya.
Selama kurang lebih satu bulan, para fotografer menetapkan narasumber yang mereka anggap mewakili tema dan melakukan pengambilan foto.
Melalui Photostory Vol. 9 ini, katanya, seluruh mahasiswa dapat melihat kisah kehidupan milik setiap narasumber foto.
Sherlynn berharap, rangkaian momentum dapat diabadikan dalam detik demi detik yang tidak dapat diulang kembali.
Dalam pameran ini, terdapat sekitar 70 karya foto yang dipamerkan. Sebelumnya, para fotografer menerima mentoring sejak November 2022 hingga Februari 2023 dari Anton Kusnanto, jurnalis foto sekaligus dosen Ilmu Komunikasi PCU Surabaya.
Para fotografer dibina menjadi jurnalis profesional, antara lain belajar menghubungi narasumber, cara menulis, dan etika jurnalistik. Karya-karya foto yang dipamerkan juga merupakan hasil kurasi dari Anton.
Salah satu foto berjudul "Aku, Kesempatan, dan Pagelaran Golekan" karya Vanessa Angelica Nelwan. Foto ini bercerita tentang Jerry Piko, seorang entertainer di dunia hiburan panggung. Tapi karena pandemi, ia kehilangan pekerjaan ulang tahun anak-anak dan memaksa lelaki 44 tahun ini untuk beradaptasi dari rumah.
Ia saat ini dikenal sebagai seorang bubbleologist atau seniman gelembung yang sering menunjukkan aksinya melalui media digital.
Tingginya jumlah audiens yang dirangkul melalui live streaming dan kontennya di rumah, ia mendapatkan peluang pendapatan yang lebih banyak dari content creating.