Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan kekuatan penyaluran zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) kepada warga yang berhak menerimanya mampu mengurangi angka kemiskinan di wilayah setempat.
"Bayangkan kalau ZIS itu dikumpulkan. Orang miskin dan orang nganggur diberi modal serta diberikan pekerjaan, selesai (permasalahan/kemiskinan) di Kota Surabaya," kata Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Kamis.
Untuk itu, lanjut dia, di bulan Ramadhan kali ini, pihaknya mengajak masyarakat untuk menggalakkan ZIS secara produktif. Harapannya, ZIS yang telah dihimpun dapat membuat para penerimanya menghasilkan ekonomi secara terus menerus.
Wali Kota Eri memandang selama ini masih ada warga miskin, gizi buruk, dan bayi stunting dalam sebuah kampung yang justru di tempat itu terdapat muzaki.
Hal tersebut diyakininya tidak akan terjadi ketika zakat yang dikeluarkan muzaki disampaikan kepada warga sekitar.
"Seharusnya ZIS diberikan yang terdekat dahulu, setelah saudara, berarti ke tetangga," kata Cak Eri, sapaan akrabnya.
Untuk itu, kata dia, ZIS harus dikelola dengan baik, begitu pula dengan penyalurannya.
"Banyak umat Muslim menunggu antrean zakat, dapat Rp50 ribu-Rp100 ribu dan beras. Namun, di bulan depan hidupnya tetap seperti semula. Waktunya kita berubah, waktunya bergandengan tangan. Zakat, infaq dan shodaqoh bisa menjadi kekuatan yang luar biasa," ujarnya.
Cak Eri mengaku ingin membentuk Kampung Madani minimal dua RW di setiap kelurahan. Dimana melalui Kampung Madani, ZIS diharapkan dapat dikelola secara produktif dan disampaikan kepada warga sekitar yang berhak menerima.
Ia juga berharap ZIS yang dikelola masjid, ke depan bisa dikuatkan dengan zakat yang ada di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Surabaya. Sedangkan mustahik atau para penerima nantinya akan diberi kode untuk memastikan bahwa ekonomi mereka berubah.
"Jangan hanya (mustahiq) menerima, tapi tidak pernah berubah ke depannya," tutur Cak Eri.
Cak Eri: Kekuatan ZIS mampu mengurangi kemiskinan di Surabaya
Kamis, 30 Maret 2023 10:25 WIB
Jangan hanya (mustahiq) menerima, tapi tidak pernah berubah ke depannya