Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Jawa Timur Eri Cahyadi mengimbau kepada masyarakat khususnya para orang tua agar menjaga dan mengawasi putri-putri mereka sedang bermain, terutama ketika anak-anak bermain saat datangnya hujan.
"Saya minta tolong kepada para orang tua, karena -kejadian- ini di saluran permukiman. Saya minta tolong kalau ada hujan, anaknya dijaga betul, jangan dilepas," katanya di Surabaya, Kamis.
Ia menjelaskan, saat ini proses pencarian balita berusia tiga tahun yang hanyut di saluran Jalan Babatan Wiyung Kota Surabaya terus dilakukan. Memasuki hari ketiga, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama tim gabungan, memperluas area pencarian hingga radius lima kilometer dari titik terakhir korban terlihat.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa tim gabungan telah melakukan pencarian sejak hari pertama korban dilaporkan hanyut di saluran permukiman pada Selasa (24/12) sore.
"Insya Allah kami akan terus mencari, pemerintah kota bersama masyarakat dan RT/RW masih terus mencari korban. Kami mohon doanya agar korban bisa segera ditemukan," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro menjelaskan, pencarian pada hari ketiga melibatkan sekitar 80 personel gabungan. Tim gabungan terdiri atas Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS), TNI/Polri, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya, BPBD Jatim hingga Tagana, dan relawan.
"Kami juga menyampaikan kepada warga yang beraktivitas di sekitar bantaran sungai untuk melaporkan jika melihat sesuatu yang mencurigakan," kata Agus Hebi.
Hebi juga menyampaikan bahwa pencarian dilakukan dengan metode penyisiran darat dan pemantauan menggunakan pesawat nirawak (drone). Pihaknya pun mengimbau kepada warga apabila memiliki informasi, dapat segera melapor ke petugas atau melalui Command Center 112.
"Semua informasi sekecil apapun akan sangat kami hargai," tuturnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Surabaya Buyung Hidayat menuturkan bahwa pencarian balita hanyut telah dimulai sejak hari pertama kejadian, pada Selasa (24/12) sore.
"Pencarian pada hari pertama dilakukan hingga pukul 20.00 WIB. Karena kondisi yang tidak memungkinkan, pencarian dilanjutkan keesokan harinya," tuturnya.
Pada hari ketiga, Buyung menjelaskan, pencarian dimulai pada pukul 07.00 WIB. Dalam proses pencarian ini, pihaknya tak luput menghadapi kendala berupa kondisi saluran yang sempit dan tertutup eceng gondok di beberapa titik.
"Jadi selain sempit, juga kadang di beberapa titik sungai itu masih terdapat eceng gondok. Kondisi ini membuat kami kesulitan melakukan manuver pada saat menggunakan perahu karet," katanya.
Guna mengatasi kendala tersebut, DSDABM Kota Surabaya telah menerjunkan alat berat untuk mengurangi dan mengangkat eceng gondok.
"Hari ini kami menambah satu unit alat berat di sekitar SMPN 34 Surabaya untuk mengurai dan mengangkat eceng gondok yang menghambat," ujarnya.
Buyung mengatakan, bahwa pencarian pada hari ketiga ini difokuskan di tiga titik utama, yakni titik pertama adalah sekitar lokasi awal kejadian di Babatan Wiyung.
"Kemudian titik kedua adalah saluran belakang Perumahan Royal Residence yang mengarah ke sungai di bawah Jembatan Jalan Raya Wiyung," jelas Buyung.
Sementara di titik ketiga, lokasi pencarian difokuskan dengan menyusuri saluran yang mengarah di bawah Jalan Tol.
"Kami juga sudah menurunkan perahu karet, kita bergerak mulai dari Kali Jogoloyo," ucapnya.