Bantuan Dana Petani Bojonegoro Belum Ada Kejelasan
Rabu, 3 Agustus 2011 11:14 WIB
Bojonegoro - Bantuan dana bagi petani di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), yang tanaman padinya puso seluas 13 ribu hektare lebih dan Kementerian Pertanian, belum ada kejelasan.
"Kami masih belum menerima kabar, kapan dana bantuan bagi petani di Bojonegoro, yang kami usulkan turun," kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Subekti, Rabu.
Dihubungi lewat Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Agus Hariyana, ia menjelaskan, usulan bantuan dana tersebut, karena para petani di wilayahnya pada musim tanam yang lalu, tanaman padinya puso akibat serangan hama wereng.
"Harapan kami dana bantuan tersebut bisa turun secepatnya, untuk meringankan beban petani," ucapnya, menjelaskan.
Ia menyebutkan, tanaman padi di Bojonegoro, yang puso seluas 13 ribu hektare lebih, tersebar di 258 desa di 21 kecamatan di Bojonegoro dengan jumlah 568 kelompok tani (sekitar 2.200 petani).
Tanaman padi puso terluas di Kecamatan Kedungadem 2.651,35 hektare, kemudian di Kecamatan Balen 1.724,18 hektare, Kalitidu 1.644,53 hektare, Kecamatan Kapas 1.369 hektare dan Ngraho 1.354.62 hektare.
Lainnya ada yang hanya seluas 27 hektere di Kecamatan Bubulan, sedangkan di Kecamatan Temayang, Gondang, Sekar, Sugihwaras, Kota, Trucuk, juga kecamatan yang lain luasnya bervariasi mulai sekitar 50 hektare sampai 80 hektare lebih.
Ditanya bersarnya kerugian, ia mengatakan, tanaman padi yang puso tersebut, usianya bervariasi mulai dari yang sepekan tanam hingga 80 hari. Ia mencontohkan, untuk tanaman padi yang baru tanam dengan usia sepekan kalau mati total diserang hama wereng kerugiannya mencapai Rp2 juta.
Dengan demikian, kerugian yang diderita petani semakin besar, ketika usia tanaman padi semakin tua. "Usulan bantuan disampaikan lewat Pemprov Jatim dan di daerah Jatim, Bojonegoro termasuk pertama kali yang awal mengajukan," kata Agus menambahkan.
Sesuai usulan, lanjutnya, besarnya bantuan, mulai Rp2 juta hingga Rp2,8 juta per hektare, dengan pertimbangan menyesuaikan besarnya biaya produksi mulai biaya garap, benih hingga pupuk.