Kediri (ANTARA) - Ledakan dahsyat terjadi di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengakibatkan empat orang meninggal dunia.
Ledakan tersebut juga menyebabkan kerusakan fisik. Terdapat 33 rumah warga rusak serta satu fasilitas umum berupa mushala. Tingkat kerusakan juga beragam mulai yang berat, sedang hingga ringan.
Ledakan yang terjadi pada Minggu (19/2) malam tersebut cukup dahsyat. Satu rumah milik Darman (65) pun menjadi rata dengan tanah, hanya menyisakan puing-puing bangunan. Darman pun turut menjadi korban meninggal dunia insiden memilukan itu. Dua anaknya serta saudara ipar yang juga berada di dalam rumah, turut serta menjadi korban. Tubuh mereka hancur.
Fenomena tahun ke tahun, petasan selalu muncul. Melihat sejarahnya, petasan bukan hanya marak di Jawa Timur. Petasan juga menjadi budaya di Betawi misalnya, sebagai penanda acara.
Di Jawa Timur, petasan lebih banyak muncul menjelang Ramadhan dan perayaan hari besar lainnya, tahun baru misalnya.
Kendati petasan berbahaya, rupanya animo masyarakat untuk menggunakan petasan tak pernah surut. Ada saja pesanan petasan. Terbukti, setiap kali menjelang perayaan, banyak pedagang musiman yang menjual petasan. Dagangan pun laris manis terjual.
Kejadian di Blitar, Jawa Timur, diduga sebagai persiapan untuk dinyalakan saat Ramadhan. Dari keterangan sejumlah tetangga, keluarga almarhum Darman sering menyalakan petasan saat Hari Raya Idul Fitri.
Ironis memang. Kendati berbahaya, toh masyarakat juga menyukai. Saat perayaan hari besar keagamaan, Hari Raya Idul Fitri misalnya, hampir sepanjang jalan penuh dengan kertas bekas ledakan petasan. Bukan itu saja, di sawah dan berbagai tempat lainnya juga banyak dinyalakan petasan.
Padahal, banyak kejadian orang meninggal dunia, orang mengalami cacat akibat ledakan petasan. Toh, hal itu tidak menyurutkan permintaan barang berbahaya tersebut.
Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto saat di Blitar juga menegaskan pihaknya sudah menyiapkan Operasi Bina Kusuma menjelang Ramadhan yang salah satu tujuannya memberikan edukasi, salah satunya mengantisipasi peredaran mercon.
Namun, diperlukan ketegasan dari semua pihak terkait dengan peredaran barang berbahaya seperti petasan ini, sebab lebih banyak dampak negatif yang ditimbulkan ketimbang positif.
Masyarakat alangkah baiknya juga menahan diri untuk tidak membeli petasan, daripada terjadi kejadian yang tidak diharapkan. (*)