Surabaya (ANTARA) - Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya memberikan tiga catatan penting dalam penanganan banjir di Kota Pahlawan, Jawa Timur.
Anggota Komisi C DPRD Surabaya Buchori Imron di Surabaya, Jumat, mengatakan berbagai upaya Pemkot Surabaya mengurai problem banjir sudah dilakukan maksimal.
“Namun, saat musim hujan genangan air kerap masih saja terjadi di sejumlah titik di Kota Pahlawan ini,” kata dia.
Untuk itu, kata dia, Komisi C yang membidangi infrastruktur kota memberikan tiga catatan penting untuk Pemkot Surabaya, sebagai referensi membantu mengatasi banjir.
Tiga catatan tersebut, yakni pembangunan pompa air, pembuatan bozem (waduk) baru, serta pengerukan sungai maupun saluran.
Dia menjelaskan secara umum anggaran proyek penanganan banjir di Surabaya tahun 2023 mencapai Rp704, 7 miliar, salah satunya untuk membangun enam rumah pompa air yang wajib diselesaikan tahun ini juga.
“Pembangun enam rumah pompa air sudah bagus. Namun, perlu diingat penanganan banjir tidak hanya di hulunya saja, tapi perlu juga di hilirnya,” ujar dia.
Selain itu, lanjut dia, pembuatan bozem juga perlu dilakukan, karena selama ini belum ada bozem baru yang dibangun. Sedangkan yang dilakukan Pemkot Surabaya hanya pengerukan bozem yang sudah eksisting seperti di bundaran dekat Pasar Loak Demak.
“Pengerukan bozem juga penting. Jangan sampai kejadian di wilayah Krembangan terjadi di kawasan lain, akibat bozem lama tidak dikeruk, sehingga berubah menjadi perkampungan,” kata Buchori.
Baca juga: Komisi C pertanyakan kelanjutan proyek "underpass" KBS
Dia menegaskan pembangunan enam rumah pompa air harus terintegrasi dengan drainase yang ada, sehingga untuk memompanya saat debit air tinggi berjalan lancar.
Selain itu, kata Buchori, pengerukan sungai secara masif juga penting karena banyak sungai di Surabaya bukan hanya dangkal karena sedimen, tapi memang terkesan tidak terurus.
Sungai Kalimas misalnya, ujar Buchori, pengerukan dilakukan hanya di hulunya saja sementara di hilirnya tidak.
Buchori mengatakan memang betul ada sungai yang domainnya Provinsi Jatim seperti sungai Jagir yang melintas sampai Wonorejo. Tapi, masyarakat tidak mengerti, itu miliknya Provinsi Jatim atau Pemkot Surabaya, sehingga ketika banjir lagi-lagi pemkot yang menjadi sorotan publik.
“Jadi, bagus-bagusnya saja komunikasi Pemkot Surabaya dengan Pemprov Jatim dalam merawat sungai,” kata dia.
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengatakan penanganan banjir menjadi prioritas pembangunan di tahun 2023.
Menurut dia, salah satu kebijakan Pemkot Surabaya dalam penanganan banjir di Tahun 2023, yakni mengurangi titik genangan di sejumlah wilayah Kota Pahlawan.
Selain itu, kata dia, pemkot telah menuntaskan pembangunan dua bozem atau tempat penampungan air hujan, yakni di Kelurahan Karah, Kecamatan Jambangan seluas 6.942 Meter persegi dan Kelurahan Sumberejo, Kecamatan Pakal seluas 13.285 meter persegi.
"Pada 2022, sebanyak 58 saluran air atau sudetan saluran air telah dibangun dengan total panjang 21,4 kilometer. Hasilnya saat ini saluran telah terkoneksi di seluruh wilayah Surabaya untuk mempercepat fungsi drainase dan mengurangi titik genangan," katanya.
Selain itu, lanjut dia, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya telah merevitalisasi dan membangun 18 rumah pompa, tambah daya empat rumah pompa dan membangun struktur tujuh rumah pompa.
Tiga catatan penting penanganan banjir di Surabaya
Jumat, 24 Februari 2023 10:56 WIB