Surabaya (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur bersama Kadin Institute melakukan percepatan implementasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022 dengan membuat rumusan grand desain revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi.
Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Selasa, mengatakan, pihaknya telah menggelar rapat bersama pakar dari berbagai universitas dan pengusaha mulai Senin (6/2) dan Selasa ini guna menyiapkan grand desain implementasi Perpres 68/2022 tentang revitalisasi pelatihan vokasi dan pendidikan vokasi.
"Ada sejumlah dewan pakar dari enam universitas di seluruh Jatim yang akan masuk dalam tim Kadin Institute," kata Adik.
Hadir dalam rapat tersebut, diantaranya mantan Rektor UPN Profesor Teguh Soedarto, Guru Besar UMM Profesor Ihyaul Ulum, Guru Besar UINSA Profesor Evi Fatimatur Rusydiyah, pakar konstruksi dan Ketua Ikatan Alumni ITB Gatut Prasetya dan Pakar Komunikasi UNAIR Dr. Suko Widodo.
Sedangkan dari pengusaha di antaranya, Direktur Utama PT Susanti Megah Hermawan Santoso, Direktur Utama Indo Bismar Dr. Siswanto, Ketua GPEI Isdarmawan Asrikan dan Sekretaris Apindo Jatim Dwi Ken Hendarto.
Adik menegaskan, selama ini Kadin sudah menjalankan strategi dengan melaksanakan pelatihan pelatih tempat kerja. Tetapi langkah tersebut dinilai harus lebih dimasifkan, baik dalam hal sosialisasi ataupun pelatihan agar seluruh industri baik besar hingga UMKM serta dunia pendidikan memiliki pelatih tempat kerja.
"Kadin Jatim juga secara konsisten memberikan wawasan tentang dunia usaha dan dunia industri kepada guru dan dosen melalui pelatihan serta sertifikasi kompetensi teknis dosen dan magang di industri. Ini penting karena merekalah yang akan menjadi agen bagi Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dudi) untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa dan siswa," kata dia.
Pada tahun ini juga, lanjut dia, Kadin Jatim akan mulai memberikan pelatihan cara melaksanakan harmonisasi kurikulum. "Karena harmonisasi kurikulum ini ada ilmunya sendiri. Dan ini juga kami masifkan. Di setiap kota kabupaten kami siapkan SDM yang mampu memberikan konsultasi bagaimana pelaksanaan harmonisasi kurikulum. Caranya bagaimana, kita undang perwakilan mitra DuDi, kita pertemukan," kata Adik.
Dalam pelaksanaannya, lanjut dia, akan merujuk pada SOP perusahaan dan kurikulum di universitas dan SMK.
"Mana yang belum ada di SMK dan universitas, kami tambahkan sehingga nantinya tidak jadi seperti rel kereta api tetapi nanti bisa ketemu. Apa yang dibutuhkan pengusaha, akan dipenuhi oleh lulusan universitas atau SMK. Semua langkah ini akan kita sepakati dan kita tetapkan dalam Grand Desain implementasi Perpres 68/2022. Target kami Minggu depan selesai dan bisa kita FGD kan dengan seluruh stakeholder, termasuk dengan Pemprov Jatim," ujar dia.
Pakar Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo mengatakan, Jatim memiliki beragam potensi yang sangat besar, termasuk Sumber Daya Manusianya. Tetapi dalam sistem pendidikan, mahasiswa tidak diajarkan ilmu perdagangan dan bisnis yang bagus.
"Sehingga secara akademis mereka bagus tetapi bagaimana mereka menjual ilmunya di dunia usaha dan industri, masih kurang. Kadin sebagai jawaban kelemahan sistem pendidikan yang lemah ini. Bahkan menurut kami, negara harus hadir dengan memberikan anggaran yang besar karena ini puncak persoalan dari pendidikan," kata Suko.
Kadin, lanjut dia, harus menjadi partner pemerintah yang bertahun-tahun tidak mempunyai jawaban terhadap pengembangan ekonomi dan SDM. "Dari Kadin nanti akan menghasilkan SDM yang bagus, sistem yang bagus sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang besar. Jadi peran Kadin di era saat ini harus menjadi garda terdepan dalam pertumbuhan ekonomi," ujar dia.
