Pamekasan (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pemkab Pamekasan Akhmad Zaini menyatakan, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan polisi terkait isi penculikan anak yang kini menyebar luas di kalangan masyarakat dan meresahkan para orang tua siswa.
"Saat ini Polres Pamekasan sedang melakukan penyelidikan terkait isu penculikan anak tersebut, karena itu, mari kita tunggu hasilnya," kata Zaini kepada media di Pamekasan, Jawa Timur, Rabu, menanggapi maraknya kabar tentang penculikan anak melalui pesan berantai melalui aplikasi whatshApp akhir-akhir ini.
Zaini menjelaskan, isu tentang penculikan anak tidak hanya terjadi di Pamekasan, akan tetapi hampir merata di sejumlah kabupaten/kota lain di Jawa Timur, termasuk di sejumlah daerah di luar Jawa.
Beberapa di antaranya telah diketahui bohong dan sengaja dibuat oleh oknum warga agar situasi tidak kondusif.
Kendatipun demikian, Kepala Disdikbud Akhmad Zaini mengimbau kepada para orang tua dan guru, agar tidak panik, agar tidak mengganggu konsentrasi kegiatan belajar mengajar.
Ia juga mengingatkan petugas keamanan sekolah menjaga mobilitas para siswa agar tidak bermain di luar sekolah saat jam istirahat.
Para orang tua juga diminta memberikan pemahaman terhadap anak, agar tidak mudah terpengaruh terhadap orang yang tidak dikenal, dan sebisa mungkin mereka mengantar dan menjemput anak secara langsung.
"Tapi kita tetap perlu waspada," kata Zaini.
Di Pamekasan, kabar tentang adanya penculikan anak terjadi pada siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bugih V, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan.
Seorang siswa berinisial JA mengaku hendak diculik oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor Honda Vario di depan Pendopo Bupati Pamekasan, akan tetapi berhasil selamat.
Orang tua siswa itu lalu melaporkan upaya penculikan tersebut berdasarkan pengakuan anaknya ke Mapolres Pamekasan dan tercatat dalam laporan polisi nomor: LP-B/42/I/2023/SPKT/ SATRESKRIM/POLRES PAMEKASAN.
"Karena itu, mari kita tunggu hasil penyelidikan polisi," kata Zaini. (*)