Madiun (ANTARA) - Saat ini para orang tua dibuat khawatir dengan isu penculikan anak yang kembali muncul dan banyak beredar di pesan media sosial serta pemberitaan.
Tak hanya khawatir, bahkan para orang tua lebih tepatnya seolah dipaksa untuk menjadi paranoid akan bahasan isu penculikan anak tersebut yang semakin hari kian meresahkan.
Seperti beredarnya video penculikan anak dibius kemudian dimasukkan ke karung di wilayah Bekasi berupa rekaman CCTV.
Video itu menampilkan seorang anak sedang berada di teras rumah kemudian ada seorang pria masuk halaman rumah tersebut dan menutup mulut serta hidung sang anak dan mengeluarkan karung putih.
Ataupun, tangkapan layar yang telah diteruskan berkali-kali tentang foto yang menunjukkan jenazah anak kecil dalam kondisi tanpa organ di tubuhnya.
Ada pula beredarnya pesan di WhatsApp tentang foto beberapa orang yang dinarasikan sebagai pelaku penculikan dan meminta masyarakat agar waspada terhadap para pelaku di foto tersebut.
Serta masih banyak lagi video, berita, dan foto lainnya yang sebagian besar telah terkonfirmasi sebagai informasi hoaks oleh pihak kepolisian dan Kementerian Kominfo, namun masih tetap beredar.
Menyikapi hal itu, tentu sebagai orang tua tak boleh bersikap acuh. Meski cemas dan takut, akan sangat bijaksana jika para orang tua memilih untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan dan keselamatan anak tanpa menimbulkan kepanikan massa dengan menyebarkan kembali pesan di media sosial yang berkali-kali diteruskan dan belum tentu kebenarannya.
Sisi lain, meski cemas dan takut, namun para orang tua dan masyarakat diminta tidak bertindak emosi yang memicu "main hakim" sendiri, hingga "memukul rata" semua orang tak dikenal da mencurigakan dicap sebagai penculik anak.
Memang tidak mudah. Karena itu, menjadi tugas bersama dari pihak kepolisian dan pemerintah untuk memberikan edukasi yang baik dan benar ke masyarakat dalam menyikapi isu penculikan anak.
Sosialisasi tentang kewaspadaan dan tindakan pencegahan harus terus digaungkan secara intensif agar masyarakat paham dan bijak menyikapi isu tersebut.
Guna mencegah penculikan anak, berdasarkan sumber dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kepolisian, dan psikolog, orang tua dituntut untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak. Baik di lingkungan rumah, sekolah, hingga tempat umum sekalipun.
Lemahnya pengawasan orang tua dapat menjadi salah satu peluang yang memudahkan pelaku untuk melakukan kejahatan tersebut, mengingat anak merupakan kelompok paling rentan yang belum bisa melindungi dirinya sendiri.
Selain meningkatkan pengawasan, orang tua juga perlu mengajarkan anak mengenai cara memberikan respons terhadap orang-orang asing yang ada di sekitarnya. Berikan pemahaman agar anak tidak mudah terpengaruh terhadap ajakan dan iming-iming dari orang tak dikenal.
Masyarakat juga diminta segera melapor ke petugas polisi terdekat saat melihat ada orang yang mencurigakan dan tidak melakukan tindakan anarkis.
Nomor kontak yang bisa mudah dihubungi hendaknya disediakan di tiap wilayah hukum polres guna menghadapi kemungkinan kejahatan tersebut.
Sekali lagi, akan lebih bijak jika para orang tua dan masyarakat tidak panik yang berlebihan dengan isu penculikan anak tersebut. Yang terpenting adalah selalu waspada dan mengawasi anak dengan baik.