Sidoarjo (ANTARA) - Sebanyak 87 calon pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal gagal berangkat ke luar negeri melalui Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim Himawan Estu Bagijo di Sidoarjo, Sabtu, mengatakan puluhan calon PMI ilegal itu akan bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).
"Ada 87 tenaga kerja ilegal yang akan diselundupkan ke luar negeri, semuanya perempuan dan itu dapat dicekal di Bandara Juanda hari ini," katanya.
Ia menambahkan puluhan calon PMI tersebut langsung dibawa dari Bandara Juanda ke selter kantor Unit Pelayanan Teknis dan Perlindungan Tenaga Kerja (UPT-P2TK) Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur di Jalan Bendul Merisi Surabaya.
"Dan hari ini mereka semua ini akan kami tampung di selternya Disnakertrans Jatim yang ada di Jalan Bendul Merisi ini," katanya.
Hasil kerja keras satgas gabungan itu melibatkan beberapa lembaga di antaranya Kemenaker, Imigrasi, Angkatan Laut, Pomal, dan BIN.
Hasil kerja sama itu ditegaskan olehnya, sebagai satu konstruksi bahwa semua bekerja sama, bahu-membahu dalam mencegah keberangkatan pekerja ilegal ke luar negeri.
"Juga ingin kita sampaikan bahwa mereka sebagai PMI yang ilegal karena tidak dilengkapi dengan dokumen yang sah, dan akan menjadi suatu kejahatan yang jelas arahnya tindakan TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang). Ini akan kita laporkan ke Polda Jatim," katanya.
Ia mengatakan tim saat ini sedang fokus memberikan pelayanan istirahat dan fasilitas yang layak kepada semua korban di shelter.
Petugas kemudian akan menyerahkan bukti paspor para korban dan tiket pesawat sebagai alat pendukung untuk melaporkan kepada aparat penegak hukum.
"Siapa pelakunya belum diketahui, tapi ini ada empat PT yang memberangkatkan PMI ini, semuanya dari Jakarta semua bukan dari Jawa Timur," kata dia.
Pada kesempatan itu, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani mengaku terkejut atas informasi upaya pencegahan satgas terhadap PMI ilegal.
"Saya juga kaget ada info yang mana ada tim sedang bekerja dan berhasil menyelamatkan para PMI ini," kata dia.
Atas upaya tersebut, Benny memastikan akan menindaklanjuti terkait perusahaan yang berani memberangkatkan para korban tersebut.
Dirinya juga mengapresiasi kinerja satgas di Jatim menunjukkan bahwa kerja kolaboratif sedang berjalan.
"Saya katakan terkait ada PT yang di Jakarta, nanti BP2MI akan memantau perusahaan tersebut terkait PT itu, kami tidak akan tinggal diam. Kami akan meminta penegak hukum 'please' ayo ini saatnya kita tidak boleh berkompromi dengan kejahatan," kata dia.
Momentum ini, bagi Benny harus menjadi titik perlawanan yang serius kepada sindikat mafia penempatan PMI ilegal.
"Kita harus berani memenjarakan siapa pun yang menjadi sindikat mafia penempatan ilegal. Ini saatnya negara tidak boleh kalah dan tunduk kepada para penjahat itu," ucapnya.