Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menargetkan sebanyak 3.700 orang pada tahun ini mendapat sentuhan berbagai program peningkatan ekonomi mulai "Warung Naik Kelas" (Wenak) hingga pelatihan serta pembagian alat usaha.
Warung Naik Kelas (Enak) merupakan program untuk meningkatkan kualitas warung-warung kecil yang tergolong usaha ultra mikro milik rakyat, dan program ini memfasilitasi perbaikan warung kecil dan memberikan bantuan alat-alat usaha sesuai kebutuhan pemilik warung.
"Warung rakyat ini adalah salah satu tumpuan banyak masyarakat. Pemilik warung-nya mendapatkan nafkah, warga masyarakat memperoleh makanan dengan harga terjangkau. Kami bantu agar tetap menggeliat sekaligus ini bagian dari peningkatan ekonomi arus bawah," ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Jumat.
Mengenai skema penerima program Warung Naik Kelas, kata dia, merupakan usulan dari masyarakat yang kemudian diverifikasi oleh dinas terkait.
Bupati Ipuk menyebutkan pemilik warung mendapat alokasi bantuan uang dari program tersebut Rp1 juta, yang digunakan untuk membeli alat atau melengkapi warung.
"Seperti membeli etalase, alat makan dan sejenisnya. Para penerima adalah pengusaha ultra mikro, sehingga dengan bantuan yang nominal-nya tidak besar ini bisa memberi dampak untuk pengembangannya," ujar dia.
Menurut dia, mereka nantinya juga bisa mengikuti pelatihan lanjutan maupun mengakses pendampingan sampai bisa mandiri, dengan harapan menjadi penghasilan tambahan untuk keluarganya.
Bupati Ipuk menyebutkan, sejauh ini total ada 5.390 orang yang mendapat fasilitas pelatihan, mulai dari pelatihan merias, membuat jamu, minuman dan makanan ringan, konveksi, serta berbagai pelatihan lainnya.
Selain itu, setelah mendapatkan pelatihan mereka juga mendapat pendampingan untuk menjalankan rintisan usaha.
"Ini merupakan bagian dari program UMKM Naik Kelas yang kami canangkan. Ada banyak pendekatannya, ada bantuan warung, pelatihan-pelatihan, fasilitasi perizinan, PIRT, bantuan alat produksi, kemasan, pemasaran, dan sebagainya," kata Ipuk.
Dia menambahkan, pada tahun ini menargetkan ada 3.000 lebih orang yang akan mengikuti pelatihan dan mereka akan mendapatkan alat usaha juga usai dilatih.
Suginah, salah seorang pemilik warung rujak dan makanan ringan di Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, mengaku merasakan manfaat dari program tersebut.
"Tentunya saya bersyukur bisa memperoleh bantuan alat usaha, seperti etalase, rak, peralatan minum, termos, blender. Ini sangat membantu usaha saya," katanya.