Surabaya (ANTARA) - DPRD dan Pemkot Surabaya menyepakati alokasi anggaran beasiswa sekolah menengah atas (SMA) sederajat di Kota Pahlawan, Jawa Timur, pada tahun 2023 diplot untuk 25 ribu pelajar dari keluarga miskin.
"Beasiswa itu diberikan kepada setiap pelajar senilai Rp200 ribu per bulan," kata Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, beasiswa tersebut diharapkan bisa membantu pembiayaan sekolah dan alat-alat sekolah. "Kalau ada pelajar SMA/SMK Surabaya dari keluarga tidak mampu, bisa diajukan untuk mendapatkan beasiswa," katanya.
Pernyataan tersebut disampaikan Adi saat bertemu dengan puluhan pelajar SMA dan SMK Negeri dan swasta. Pertemuan yang diinisiasi Aliansi Pelajar Surabaya (APS) itu digelar di warung "Mbah Cokro" di Jalan Prapen, Surabaya, Jumat (20/1) malam.
Saat pertemuan itu, Adi menerima berbagai curhat dari pelajar di antaranya pungutan SPP dan bantuan sekolah, terutama di SMA/SMK negeri.
Mendapati hal itu, Adi menegaskan, pentingnya inisiatif dari para pelajar, terutama di era digital ini, mudah sekali menemukan berbagai sumber referensi bacaan, e-book, dan narasumber dari internet.
"Sekarang, yang menjadi jendela dunia adalah internet. Berbeda dari pelajar di era 80-an, yang harus membaca buku-buku cetakan untuk memperkaya khasanah pengetahuan," katanya.
Untuk itu, kata dia, yang penting adalah inisiatif dari para pelajar untuk menambah referensi dari berbagai sumber. Inisiatif untuk mengasah talenta, meningkatkan kompetensi, dan membuat berbagai kegiatan kreatif.
Ia juga mengajak para pelajar untuk menghargai waktu, yang berlalu, berganti, dan tidak pernah berulang. "Manfaatkan waktu demi waktu untuk melakukan hal-hal yang positif, menata masa depan kita," ujar dia.
Tentang pembiayaan sekolah, Adi menyatakan tidak bisa ikut campur karena untuk level SMA/SMK tidak dalam pengelolaan Kota Surabaya. Meski demikian, DPRD dan Pemkot Surabaya telah mengalokasikan anggaran dari APBD untuk beasiswa pelajar SMA/SMK yang tidak mampu pada 2023.
Ia juga mengajak para pelajar untuk solider, membantu teman-temannya yang kesulitan biaya. Sekaligus menciptakan berbagai instrumen untuk meningkatkan rasa kesetiakawanan di antara para pelajar.
Adi juga mengajak para pelajar mengikis kenakalan remaja, fenomena gengster serta menjaga dan memperkuat Surabaya sebagai kota besar yang toleran, menghargai berbagai perbedaan.
"Memperkuat toleransi, gotong royong, dan kerja sama dalam masyarakat yang multikultural. Ini harus kita perkuat di semua lini," kata dia.
Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) sekaligus pendiri Aliansi Pelajar Surabaya Aryo Seno Bagaskoro mengajak para pelajar Surabaya untuk meningkatkan kemampuan diri, dan memperkuat solidaritas di antara para pelajar.
"Para pelajar yang tidak mampu, silahkan diinventarisasi. Nanti kita ajukan kepada Pemkot Surabaya. Ini akan meringankan beban pembiayaan para pelajar dan keluarganya," kata Seno.(*)