Tim gabungan Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) bersama Dinas Peternakan Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Tuban menggelar aksi penyemprotan disinfektan di wilayah perbatasan Jawa Tengah, menyusul lonjakan jumlah kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Gatot Soebroto dalam siaran pers yang diterima di Surabaya, Jumat, mengatakan kegiatan kolaboratif tersebut untuk mencegah penyebaran virus PMK Hewan Ternak yang dilaksanakan di lokasi Pasar Hewan Jatirogo, yang merupakan pasar hewan di wilayah perbatasan Jatim-Jateng.
Tak hanya itu, penyemprotan juga dilangsungkan di Pasar Hewan Kerek Desa Margomulyo, Kecamatan Kerek dan Pasar Hewan Semanding Desa Gedongombo, Kecamatan Semanding yang juga menjadi jalur perdagangan hewan ternak Jatim-Jateng.
"Penyemprotan PMK ternak ini sengaja dilangsungkan di wilayah perbatasan karena peningkatan kasus PMK selama ini rentan terjadi di wilayah perbatasan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Jatim Indiariani menambahkan penyemprotan disinfektan dilangsungkan untuk mengendalikan laju kasus PMK yang terus melonjak sejak awal Januari lalu.
"Hingga update data per 17 Januari, jumlah ternak sapi yang terinfeksi telah mencapai sekitar 185 ekor dengan dengan jumlah kematian sebanyak tiga ekor," ucapnya.
Karena itu pula, lanjutnya, selain aksi penyemprotan disinfektan pihaknya juga akan melakukan vaksinasi kepada hewan ternak di wilayah perbatasan.
"Kami akan sosialisasikan itu kepada pengelola pasar, pedagang, dan para peternak. Sebab, dari kasus sebelumnya, mayoritas hewan yang terinfeksi adalah hewan yang belum divaksin," katanya.
Rencananya, kegiatan pengendalian kasus PMK ternak ini akan terus berlanjut ke daerah-daerah yang terindikasi mengalami lonjakan kasus.