Bojonegoro - Tim Universitas Indonesia (UI), selama sepekan ini melakukan "ekskavasi" atau penggalian purbakala tumpukan batu bata kuno di lokasi situs Kahyangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, jawa Timur (Jatim). Koordinator Lapangan Ekskavasi UI, Rizky Fardhyan, Sarjana Humaniora (S Hum), Rabu menjelaskan, ekskavasi dilakukan sejak 13 Juli hingga 19 Juli ini, dengan membuka 30 galian seluas 40 X 35 meter. Ekskavasi dengan kedalaman 0,50 meter tersebut, meneruskan lima galian di lokasi setempat yang berisi tumpukan batu bata kuno, yang ditemukan pada tahun 2010 lalu. Berdasarkan lima galian itu, Tim UI yang diketuai dosen UI, DR Ali Akbar yang melakukan pemetaan sebelumnya, memprediksi tumpukan batu bata kuno tersebut, dibawahnya terdapat sebuah bangunan berupa candi kuno. Selama sepekan, lanjut Rizky, alumnus Fakultas Ilmu Pengantar Budaya Studi Arkeologi UI itu, tim yang melakukan ekskavasi masih belum berani mengambil kesimpulan hasil ekskavasi. Dalam dua hari ini, tim melakukan perekaman arkeologi di 30 galian, yang lebarnya masing-masiong 2,5 X2,5 meter, di sebagian besar galian ditemukan tumpukan batu bata kuno. "Kami belum bisa menentukan tumpukan batu bata kuno ini, merupakan bangunan rumah, candi atau hanya tumpukan batu bata dari sebuah jalan," katanya menjelaskan. Alasannya, lanjutnya, selama ekskavasi, belum ditemukan titik tengah atau patokan yang bisa mengambarkan, tumpukan batu bata itu. "Kalau ketemu patokannya, kita bisa menyimpulkan bangunan batu bata kono ini," ujarnya. Ia menjelaskan, masing-masing batu bata kuno yang ditemukan tersebut, memiliki panjang 30 centimeter, lebar 15 centimeter dengan ketebalan lima centimeter. Batu bata itu, lebih lebar dibandingkan batu bata di era sekarang ini. Di semua galian tersebut, selain ditemukan batu bata warna merah, juga ditemukan batu bata warna putih yang berasal dari batu gamping. "Jumlah batu bata putih berkisar 10 persennya," jelasnya. Dalam penggalian itu, lanjutnya, pihaknya juga menemukan besi yang sudah berkarat dengan panjang 30 centimeter, mirip sebuah tombak di jalan dulu."Untuk memastikan bangunan tumpukan batu bata ini, masih dibutuhkan ekskavasi lanjutan," katanya mengungkapkan. Tim UI dalam ekskavasi itu, terdiri lima dosen UI yaitu, DR Ali Akbar, DR R Cecep Eka Permana, Dian Sulistyowati, M Hum, Agi Ginanjar S SE, Msi, dan Isman Pratama Nasution, Msi, dibantu 15 mahasiswa jurusan Fakultas Ilmu Pengantar Budaya Studi Arkeologi UI. "Setelah ini, hasil eskavakasi kami laporkan kepada pemkab," katanya menambahkan.
Berita Terkait
Pemkab Bojonegoro Bentuk BPPD Untuk Kembangkan Wisata
15 April 2015 15:39
DPRD Bojonegoro Minta Disbudpar Membuat "Master Plan"
7 Februari 2012 15:45
Warga Wotangare Bojonegoro Dukung "Ekskavasi" Situs Mlawatan
30 November 2011 17:36
Penulisan Buku "Petilasan " Jejak Anglingdarma Bojonegoro Rampung
29 November 2011 09:50
Rambutan Kediri Serbu Pasar Bojonegoro
26 November 2011 12:11
Bojonegoro Bangun Wisata "Outbond" Dander
17 Oktober 2011 15:55
Pasar Dander Bojonegoro Dirombak Total
2 Oktober 2011 15:51
Bojonegoro Kembangan Wisata "Outbond"
29 September 2011 18:21
