Rambutan Kediri Serbu Pasar Bojonegoro
Sabtu, 26 November 2011 12:11 WIB
Bojonegoro - Rambutan (nephelium lappaceum) produksi Kabupaten Kediri yang dipasarkan di Bojonegoro cukup diminati konsumen, dengan jumlah pasokan diperkirakan mencapai 10 ton/hari.
"Kalau perkiraan saya, pasokan rambutan produksi Kediri mencapai 10 ton per hari, dan sudah berlangsung sejak sebulan terakhir ini, " kata seorang pedagang asal Desa Maesan, Kecamatan Modo, Kediri, Budiono, Sabtu.
Pemasoknya, lanjut Budiono yang ditemui di Pasar Banjarjo, di Desa Banjarjo, Kecamatan Kota, tidak hanya pedagang asal Kediri, juga pedagang asal Nganjuk dan Bojonegoro. "Jumlah pedagangnya belasan orang, saya sendiri rata-rata bisa memasok rambutan dua ton dalam dua hari, " katanya, mengungkapkan.
Ia menjelaskan, para pedagang yang memasok rambutan produksi Kediri tersebut, melakukan pembelian langsung di lokasi sentra rambutan di sejumlah desa di Kecamatan Modo. Panen rambutan di daerah Kediri, diperkirakan rampung pada Januari ini dan pemasarannya, mulai Bojonegoro, Jombang, Madiun, hingga Surabaya.
"Sudah lima tahun ini, saya memasarkan rambutan ke Bojonegoro, " jelasnya.
Selain Kediri, jelasnya, Blitar juga memiliki produksi rambutan yang rasanya juga tidak kalah dengan rambutan produksi Kediri."Saya hanya memasarkan rambutan Kediri, tidak pernah mengambil rambutan produksi Blitar," katanya menjelaskan.
Para pedagang, lanjutnya, dengan membawa kendaraan roda empat, yang melakukan pembelian langsung ke Kediri, kemudian memasarkan ke sejumlah pasar buah. Di Bojonegoro, para pedagang tersebut, sekarang ini, menjual kepada pedagang buah-buahan dengan harga Rp4.000/kg.
"Kalau pedagang buah disini menjual Rp7.000/kg, masih wajar, karena penjualannya eceran, " ucapnya.
Ditemui terpisah, seorang pedagang buah di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota, Maspur menjelaskan, rambutan Kediri, lebih dikenal dengan nama "binjai" itu, termasuk salah satu buah lokal yang diminati pembeli.
Selain harganya terjangkau, lanjutnya, rasa rambutan produksi Kediri, manis, tidak ada rasa kecutnya. Selain rambutan, buah lokal lainnya, seperti sawo produksi Tuban, mangga, srikaya, termasuk buah-buahan yang diminati konsumen dibandingkan dengan buah impor.
"Kalau buah impor, biasanya bukan dikonsumsi sendiri, untuk oleh-oleh, " tuturnya.
Pada awal musim, harga buah rambutan Kediri itu, di pasaran mencapai Rp7.000/kg dan setelah panen raya yang diperkirakan berlangsung Desember, harganya akan turun hanya berkisar Rp4.000/kg.(*)