Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengembangkan benih nanas Pasir Kelud (PK-1) dengan cara stek batang sehingga benih lebih mudah tumbuh mengingat jenis nanas ini jarang muncul tunas baru di sekitar batang.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, Kamis, mengemukakan pengembangan buah nanas PK-1 ini dilakukan karena peminatnya yang tinggi serta pasar yang masih terbuka luas.
"Kami kembangkan mulai dari pembenihan sampai pengembangan kawasan budi daya nanas Pasir Kelud (PK-1) ini," katanya di Kediri.
Kadis Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri Anang Widodo melakukan pembenihan melalui stek batang. Cara ini belum ada di tempat lain dan di Indonesia baru ada di Kabupaten Kediri. Selain stek batang, dilakukan pula pengembangan dengan kultur jaringan.
"Jadi, tidak hanya secara eks-vitro (stek batang), namun secara in vitro kami juga berusaha mengembangkan sehingga target kami benih bisa tercukupi," katanya.
Lokasi pengembangan pembenihan dan kawasan budi daya nanas PK-1 ini berada di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Jika sebelumnya, titik pembenihan nanas jenis ini secara stek batang baru satu titik di Desa Ngancar, pada 2022 ini ditambah tujuh titik, sehingga produksi diharapkan bisa lebih banyak.
Budi daya nanas jenis ini untuk pengembangan dilakukan stek batang serta kultur jaringan, salah satunya karena jenis nanas ini jarang muncul tunas baru di sekitar batang seperti jenis nanas lainnya. Untuk itu, inovasi dalam pembenihan dilakukan untuk mencukupi kebutuhan benih.
"Untuk pengembangan kawasan yang saat ini 8,5 hektare, target kami ada tambahan di 2022 ini menjadi 10 hektare," kata dia.
Jenis nanas Pasir Kelud (PK-1) menjadi salah satu primadona petani nanas, yang banyak ditanam oleh petani terutama di kaki Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut).
Masa tanam buah jenis ini adalah 18 bulan. Setiap hektare tanaman ini mampu menghasilkan buah nanas hingga 75 ton dengan beragam ukuran. Namun, rata-rata berat buah tanpa mahkota antara 1,5-2,0 kilogram.
Harga jual buah nanas jenis ini dari kebun juga cukup bagus, antara Rp4.500 hingga Rp8.850 per kilogram, tergantung dari grade buah. Jenis nanas lainnya mayoritas di bawah harga tersebut.
Nanas jenis ini awalnya dikembangkan oleh ITB kemudian ditanam petani di kaki Gunung Kelud, hingga sekarang menjadi primadona petani.