Istanbul (ANTARA) - Orang dekat Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan tidak ada "bukti kuat" yang menunjukkan adanya serangan pesawat nirawak (drone) ke kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin yang diduga dilakukan Ukraina.
Sumber di Istana Elysee itu menyebutkan otoritas Rusia menyampaikan informasi yang saling bertentangan terkait insiden tersebut, termasuk jumlah drone yang digunakan dan wilayah yang menjadi sasaran.
"Selain itu, tidak ada bukti kuat yang dapat mendukung tuduhan serius yang dilontarkan otoritas Rusia, bahkan setelah dilakukan verifikasi informasi secara silang dengan para mitra kami," katanya kepada BFMTV pada Selasa (30/12).
Pernyataan itu muncul setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Senin mengatakan bahwa Ukraina melancarkan serangan menggunakan 91 drone ke kediaman resmi Putin di Novgorod pada 29 Desember malam.
Lavrov menyatakan seluruh drone berhasil dihancurkan dan tidak ada korban jiwa atau kerusakan akibat puing-puing pesawat yang jatuh dari serangan itu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membantah tuduhan Rusia itu dengan menegaskan bahwa tudingan tersebut merusak semua capaian dalam upaya diplomatik bersama Amerika Serikat.
Ia juga mengatakan tudingan itu dijadikan pembenaran oleh Rusia untuk melancarkan serangan baru ke Ukraina.
Sumber: Anadolu
