Surabaya (ANTARA) - Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD Kota Surabaya menilai pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Kota Pahlawan, Jatim, lebih bermanfaat dari pada rumah susun sederhana milik (rusunami).
"Harusnya rusunawa karena yang banyak mengantre itu warga MBR (masyarakat berpenghasilan rendah)," kata anggota Fraksi PSI William Wirakusuma di Surabaya, Jumat, menanggapi rencana Pemkot Surabaya yang akan membangun rusunami.
Menurut dia, meskipun harga rusunami itu murah, namun penghuni masih akan terbebani dengan cicilan dan masih ada beban untuk perawatan karena alas haknya hak milik.
William mencontohkan bangunan rusunami di Menanggal Surabaya saat ini banyak yang rusak karena perawatan ditanggung penghuni.
"Lebih baik membangun seperti rusun Jatinegara Selatan, Jakarta. Di rusun itu ada dua tower bisa untuk menampung 540 unit," kata dia.
Sedangkan biaya pembangunan rusunawa Jatinegara Selatan untuk 16 lantai sekitar Rp160 miliar dengan dua tower berkapasitas 540 unit.
"Selain itu, kalau rusunawa untuk warga MBR bisa dikenakan tarif sewa sosial," ujar dia.
Namun, lanjut dia, jika Pemkot Surabaya masih merasa keberatan tentang biaya operasional, maka untuk empat lantai teratas bisa dikenakan tarif sewa komersial untuk keluarga muda.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya Irvan Wahyudradjad sebelumnya mengatakan, pihaknya bersama DPRD Surabaya tengah menyusun perda rusunami.
Menurut dia, pembangunan rusunami tidak hanya bersumber dari dana APBD Suabaya, melainkan juga dengan melibatkan sejumlah pihak.
Irvan mengatakan, ada sembilan lokasi yang sudah disiapkan untuk pembangunan rusunami. Sedangkan jumlah blok yang dibangun di setiap lokasi berbeda-beda, bergantung kebutuhan. Pengerjaan satu tower rusunami bisa menelan biaya hingga Rp188 miliar. Jika ditotal, kebutuhan dana untuk realisasi 31 tower rusunami mencapai Rp5,8 triliun.