Kediri (ANTARA) - Kota Kediri, Jawa Timur, terpilih sebagai daerah yang menjadi penelitian tentang pengelolaan limbah berbasis aplikasi dalam kerja sama antara Heriot Watt University Inggris dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Sekretaris Daerah Kota Kediri Bagus Alit di Kediri, Sabtu, mengemukakan Kota Kediri merupakan kota sedang, dengan luas 6719,95 hektare, jumlah penduduk 287.962 jiwa per 2021. Jumlah penduduk tersebut akan terus mengalami peningkatan seiring dengan dinamika perkotaan, terutama dengan adanya pembangunan bandara dan jalan tol Kediri-Tulungagung.
"Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, juga akan meningkatkan jumlah timbunan sampah di Kota Kediri, apabila tidak dapat dikelola dengan baik akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari," katanya.
Bagus juga menambahkan sebagai upaya penanganan dan pengurangan sampah tersebut, Kota Kediri telah memiliki 110 bank sampah yang terdiri dari 85 bank sampah yang dikelola oleh masyarakat, 20 bank sampah yang ada di sekolah dan lima bank sampah di pasar tradisional.
Setiap harinya sekitar 140 ton sampah dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Mayoritas sampah-sampah itu dari rumah tangga.
"Semua bank sampah ini secara aktif telah mendaur ulang sampah menjadi barang-barang yang memiliki nilai ekonomi. Pada Tahun 2020 bank sampah di Kota Kediri diperkirakan dapat mengelola sampah sebanyak 83,9 ton per tahun," kata dia.
Selain bank sampah, pengolahan sampah di Kota Kediri juga dilakukan di TPS3R (reduce, reuse, recyle). Saat ini, Kota Kediri memiliki tujuh TPS3R dengan kontribusi pengurangan sampah sebesar 25-30 persen dari sampah yang masuk pada TPS3R tersebut.
Bagus Alit juga menambahkan, Kota Kediri telah memiliki tiga TPA, namun dalam pengelolaannya masih belum maksimal.
Pemkot juga berusaha keras mengatasi permasalahan sampah, antara lain dengan sosialisasi pengelolaan sampah dan pelatihan tentang sampah.
"Namun, upaya tersebut dirasa belum dapat mereduksi timbunan sampah yang dibuang ke TPA. Untuk itu diperlukan inovasi pengelolaan sampah, khususnya berbasis aplikasi yang memberikan kemudahan penanganan sampah dan memberikan nilai ekonomis pada masyarakat sebagai penggunaannya," kata dia.
Ia juga mengapresiasi adanya penelitian pengelolaan limbah berbasis aplikasi ini. Apalagi, dipilihnya Kota Kediri karena dinilai sebagai salah satu kota menengah yang dianggap memiliki kondisi bank sampah, pengelolaan serta komunitas peduli sampah sesuai target penelitian dari Heriot Waat University.
Ia berharap dengan penelitian dan pembuatan aplikasi manajemen sampah ini, nantinya dapat menjadi solusi pengelolaan sampah di Kota Kediri, sehingga target pengurangan sampah menuju Kota Kediri Zero Waste dapat terlaksana.