Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan dahan dan bambu mendominasi sampah yang tersangkut di kaki Jembatan Lama sehingga pihaknya menerjunkan tim untuk menangani tumpukan sampah tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri Joko Arianto mengemukakan penanganan dilakukan, sebab jika dibiarkan dikhawatirkan merusak paku jembatan yang pada Maret 2024 sudah berusia 155 tahun.
"Tumpukan sampah tersebut dikhawatirkan dapat menyumbat aliran air Sungai Brantas dan menyebabkan korosi bangunan pilar," katanya di Kediri, Kamis.
Pihaknya memprediksi butuh waktu hingga tiga hari untuk menangani tumpukan sampah yang mayoritas terdiri atas dahan dan bambu tersebut. Hal tersebut karena ukuran sampah yang cukup besar dan banyak. Sampah-sampah itu terhanyut aliran Sungai Brantas.
Untuk menangani, tim gabungan yang terdiri atas pihak BPBD Kota Kediri, Dinas PU Kota Kediri, DLKHP Kota Kediri dan Perum Jasa Tirta 1 menerjunkan alat berat untuk memudahkan evakuasi tumpukan sampah tersebut.
“Untuk mendukung kelancaran pembersihan, kami menggunakan alat berat milik Perum Jasa Tirta 1. Kegiatan pembersihan ini kami targetkan selesai tiga hari mendatang. Satu hari bisa selesai satu pilar,” ujarnya.
Joko juga mengatakan sesuai perkiraan BMKG hujan dengan intensitas tinggi akan terjadi hingga bulan Februari 2025, sehingga kegiatan penanganan di bawah Jembatan Lama ini diharapkan dapat menjadi salah satu tindakan mencegah luapan air sungai.
“Mitigasi bencana bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab masyarakat. Mudah-mudahan melalui kegiatan ini dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan dan warisan cagar budaya yang harus dilindungi,” kata dia.
Ia berharap, masyarakat juga turut serta merawat Jembatan Lama sehingga bisa terus kokoh.
Jembatan tersebut mulai beroperasi pada 1869 yang melintas di atas Sungai Brantas. Jembatan Lama Kediri atau Brug Over den Brantas te Kediri merupakan jembatan besi pertama di Pulau Jawa, yang dibangun pada masa penjajahan Belanda.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan waspada terhadap cuaca ekstrem, dengan tidak berteduh atau memarkir kendaraan di bawah pohon besar dan tidak membuang sampah sembarangan.