Jember (ANTARA) - Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo mengatakan sebanyak 239 rumah warga yang tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Jember, Jawa Timur terdampak banjir bandang.
"Lima kecamatan yang terdampak banjir disertai lumpur yakni Kecamatan Panti, Sukorambi, Bangsalsari, Rambipuji, dan Kaliwates," katanya di Jember, Jumat.
Menurutnya sebanyak 239 rumah dan tempat usaha terendam banjir yang disertai lumpur, enam rumah rusak sedang, satu rumah rusak berat, dan musala juga terendam banjir.
"Upaya yang dilakukan melakukan evakuasi warga yang berada di tepi Sungai Kalijompo dan pembersihan akses jalan yang berlumpur di lokasi terdampak banjir," katanya.
Baca juga: Sejumlah warga Desa Pecoro Jember mengungsi akibat banjir lumpur
Ia menjelaskan tidak ada korban jiwa dalam kejadian banjir tersebut, namun beberapa rumah warga rusak diterjang luapan air sungai yang keruh.
Saat ini, lanjut dia, pihak Tagana dari Dinas Sosial mendistribusikan bantuan 200 nasi bungkus di Desa Pakis, Kecamatan Panti.
"Kami berbagi tugas dengan pihak PMI, Dinsos, Pemadam Kebakaran, TNI/Polri, dan perangkat desa/kecamatan dalam penanganan bencana banjir," katanya.
Baca juga: Delapan desa di Jember diterjang banjir bandang
Ia mengatakan banjir disertai lumpur akibat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Jember pada Kamis (20/1) sore hingga malam.
"Sungai Petung mengalami kenaikan debit air, berwarna keruh coklat dan berlumpur yang masuk ke permukiman warga setinggi 70-90 cm," tuturnya.
Ia mengatakan dampak banjir disertai lumpur terjadi di beberapa desa, bahkan beberapa bagian rumah warga tergerus derasnya arus sungai yang debit airnya meningkat.
Baca juga: PMI Jember bantu bersihkan wilayah terdampak banjir bandang
Sementara itu, Bupati Jember Hendy Siswanto bersama Ketua DPRD Jember Itqon Syauqi meninjau lokasi terdampak banjir di Desa Pakis, Kecamatan Panti dan Desa Badean, Kecamatan Bangsalsari.
"Banjir yang terjadi selama dua hari berturut-turut dengan debit air yang sangat tinggi memiliki dampak kerusakan yang cukup besar, mengingat dalam 10 tahun terakhir baru kali ini banjir di Jember cukup besar," tuturnya.
Menurutnya banjir tersebut merupakan banjir tahunan karena sejauh ini belum ada perbaikan terhadap posisi di hulu, sehingga sungguh sangat mengkhawatirkan ke depan kalau tidak segera melakukan perbaikan di hulu sungai.
Ke depannya, lanjut dia, Pemkab Jember bersama Pemprov Jatim akan berkolaborasi, serta berharap penanganan hulu itu menjadi proyek nasional.
"Pekerjaan penanganan bencana nasional ini membutuhkan kolaborasi antara Pemkab Jember, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat karena menyangkut biaya yang cukup besar dan penelitian yang komprehensif," ujarnya.