Madiun (ANTARA) - Kasus penularan COVID-19 dari klaster instansi perbankan di Kota Madiun, Jawa Timur dilaporkan bertambah dari sebelumnya tujuh orang saat ini tercatat menjadi 16 orang.
Wali Kota Madiun Maidi di Madiun, Kamis, mengatakan penambahan sembilan orang itu berdasarkan hasil pelacakan dari 149 kontak erat yang dites usap PCR oleh petugas Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-PPKB) setempat.
"Dari kontak eratnya dia dengan siapa saja ini yang akan kita kejar untuk mencegah penularan dari klaster bank ini. Pola ini yang kita lakukan," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Madiun waspadai penularan COVID-19 dari klaster bank
Ia mengatakan pelacakan terus dilakukan, termasuk terhadap nasabah yang melakukan kontak erat dengan karyawan perbankan itu. Jika kembali kedapatan ada yang terkonfirmasi dari klaster bank tersebut, maka bisa segera tertangani.
Kepala Dinkes-PPKB Kota Madiun dr. Denik Wuryani mengatakan terkait klaster instansi perbankan, bagi nasabah yang melakukan kontak erat dengan karyawan bank tersebut selama seminggu terakhir sejak kasus ditemukan, maka dapat mengikuti tes usap PCR di puskesmas.
"Kalau kontak eratnya kita fasilitasi. Karena kita tidak bisa mencari satu per satu. Jadi dengan adanya penambahan kasus itu, kita lacak lagi, kita kembangkan terus," kata dia.
Selain sembilan kasus baru, katanya, dari klaster perbankan tersebut juga ditemukan ada penambahan siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Dari sebelumnya seorang siswa kelas 1 SD Muhammadiyah, saat ini disusul kakaknya, yang merupakan siswa kelas 7 SMPN 2 Kota Madiun. Keduanya merupakan anak dari salah satu karyawan bank berpelat merah di Madiun itu.
Karenanya, lanjut Denik, pelacakan juga dikembangkan menyasar di dua sekolah kedua anak bersangkutan, termasuk siswa dan guru.
Masing-masing di SD Muhammadiyah dilakukan tes usap PCR terhadap 132 orang dan 40 orang dari SMPN 2. Hasilnya semuanya dinyatakan negatif.
Artinya, kasus COVID-19 klaster bank tersebut tidak melebar ke sekolah untuk sementara. Penambahan kasus sementara hanya terjadi di lingkup karyawan bank tersebut. Dari total 16 karyawan yang dinyatakan COVID-19, tidak semuanya warga Kota Madiun, demikian Denik.