Gresik, Jatim (ANTARA) - Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mendorong petani yang terdampak banjir luapan Kali Lamong untuk ikut Program Makmur, yakni program kemudahan akses permodalan, agro input seperti pupuk, benih, pestisida, kawalan teknologi budi daya, jaminan offtaker, serta asuransi bila terjadi gagal panen.
Gus Yani, sapaan akrab bupati, saat meninjau korban banjir di Desa Cermen, Kecamatan Kedamean, Gresik, Jawa Timur, Rabu, mendapat keluhan dari gabungan kelompok tani (gapoktan) wilayah setempat, yang mengaku mengalami kerugian akibat terkena banjir luapan Kali Lamong.
"Sebanyak 4,5 ton pupuk untuk petani rusak Pak Bupati, karena terendam banjir, sama sekali tidak bisa dipakai," kata Sardi, anggota kelompok Gapoktan Desa Cermen, mengeluh pada Gus Yani, akibat banjir.
Menanggpai hal itu, Gus Yani berpesan agar gapoktan di desa itu ikut dalam Program Makmur, karena dengan masuk di dalam program tersebut petani akan mendapatkan banyak keuntungan dan meminimalisir risiko kerugian yang bisa muncul.
Selain itu, Gus Yani juga meminta dinas pertanian setempat untuk mencarikan solusi terbaik. "Alhamdulillah apa yang dikeluhkan Pak Sardi sudah ditemukan solusinya," kata Gus Yani.
Dalam kesempatan itu, Gus Yani yang meninjau banjir bersama Kapolres Gresik AKBP Mochammad Nur Aziz dan Dandim 0817/Gresik Letkol Inf Taufik Ismail juga menyalurkan bantuan air bersih hasil tanggung jawab perusahaan atau CSR dari PT Danone.
Sebelumnya, banjir akibat luapan Kali Lamong dilaporkan mulai surut dan sejumlah warga kembali ke rumah serta melakukan aktivitasnya.
"Sejumlah warga memang mulai kembali ke rumah, namun beberapa masih khawatir akan terjadinya banjir susulan, sebab keberadaan sembilan tanggul yang jebol hingga kini belum diperbaiki," kata Kepala Desa Cermen Moch Suhadi.
Suhadi mengatakan, jika debit air tinggi otomatis Desa Cermen yang memiliki empat dusun akan kembali terendam. Oleh karena itu, perangkat desa telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Gresik untuk menjamin ketersediaan logistik, berupa beras maupun makanan cepat saji, ditambah perahu karet untuk evakuasi dan disiagakan di lokasi.
Untuk Desa Cermen, kata Suhadi, sebelumnya ada 1.766 jiwa yang tersebar di Dusun Medeo, Cermen, Gorekanlor dan Gorekan Kidul sempat mengungsi karena banjir, karena tanggul jebol, bahkan sejumlah akses antardusun sempat terputus.
Suhadi mengaku, meski sudah mulai surut, pihaknya telah melakukan mitigasi bencana, dan berharap kepada pemerintah daerah serta provinsi untuk memperbaiki tanggul serta jalan antardusun yang sempat putus.
Sebelumnya, sejumlah Dusun di Desa Cermen, Kecamatan Kedamean, terendam banjir luapan Kali Lamong, di antaranya Dusun Medeo dengan tinggi genangan 200-300 cm. Sedikitnya ada 127 rumah, 10 hektare persawahan, 1,5 km jalan poros desa, dan 1 km jalan lingkungan terdampak.
Kemudian, Dusun Cermen dengan ketinggian genangan 50-160 cm ada 90 rumah, 60 hektare sawah, 2 km jalan poros desa, dan 1,2 km jalan lingkungan terdampak. Dusun Medeo, ada 7 hektare sawah dan 500 meter jalan poros desa terdampak.
Dusun Gorekan Kidul dengan ketinggian genangan air 50 -150 cm ada 137 rumah, 25 hektare sawah, 1 km jalan poros desa, dan 1,6 km jalan lingkungan terdampak. Serta Dusun Gorekan Lor, 55 rumah terendam, 15 hektare sawah, 1 km jalan poros desa, dan 600 meter jalan lingkungan terdampak.
Sementara itu, secara total banjir yang melanda Kabupaten Gresik akibat luapan Kali Lamong terjadi di empat kecamatan, masing-masing Benjeng, Balongpanggang, Kedamean dan Kecamatan Cerme.
Kali Lamong merupakan anak sungai Bengawan Solo yang mengalir sepanjang 103 Km dan melintasi 4 kabupaten/kota, masing-masing Lamongan, Mojokerto, Gresik dan Surabaya, dimana hampir 50 persen alirannya atau 58,1 Km ada di wilayah Gresik.(*)
Gus Yani dorong petani korban banjir ikuti Program Makmur
Rabu, 10 November 2021 17:55 WIB
Sebanyak 4,5 ton pupuk untuk petani rusak Pak Bupati, karena terendam banjir, sama sekali tidak bisa dipakai