Lamongan (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sukardi, menyebut sebanyak 13 desa di dua kecamatan terdampak banjir akibat luapan Kali Lamong dan Kali Surabaya sejak Senin (9/6) malam.
“Ada 13 desa terdampak di dua kecamatan, yakni di Benjeng terdapat 10 desa, sedangkan di Driyorejo tiga desa,” ujarnya saat dikonfirmasi Selasa.
Ia mengatakan bahwa banjir di Kecamatan Benjeng disebabkan curah hujan tinggi dan kiriman air dari hulu Kali Lamong, sedangkan di Kecamatan Driyorejo disebabkan peningkatan tinggi muka air (TMA) Kali Surabaya.
"Ratusan rumah dan sejumlah fasilitas umum terendam," katanya.
Ia menambahkan, BPBD setempat telah melakukan upaya penanganan banjir dengan menyalurkan bantuan logistik dan fokus pada penanganan darurat serta evakuasi warga.
Selain itu, penyedotan genangan di Karanglo dihentikan, karena ketinggian air sejajar dengan permukaan sungai.
"Pintu air menuju Kali Surabaya dibuka untuk mempercepat aliran dan pengurangan genangan air di wilayah terdampak," tambahnya.
Berdasarkan data BPBD, di Desa Munggu Gianti terdapat 700 rumah terdampak banjir. Sementara di Desa Kedung Rukem sebanyak 500 rumah.
Fasilitas umum yang ikut terendam meliputi sekolah dasar, madrasah, masjid, pasar, kantor kecamatan, serta puskesmas pembantu.
Selain itu, lahan pertanian yang turut terdampak banjir mencapai 118 hektare di Desa Lundo dan 60 hektare di Desa Sedapurklagen.
Sedangkan banjir di Kecamatan Driyorejo yang melanda Desa Krikilan, merendam 140 rumah serta jalan lingkungan sepanjang 900 meter. Sementara di Desa Bambe, sebanyak 14 kepala keluarga (KK) mengungsi ke balai dusun.
Sebanyak 13 Desa di Gresik terendam banjir Kali Lamong dan Surabaya
Selasa, 10 Juni 2025 21:01 WIB

Warga menaikkan sepeda motor ke atas gerobak besi dan mendorongnya melewati genangan banjir di Jalan Raya Nyanyat, Desa Bulurejo, Kecamatan Benjeng, Gresik, Jawa Timur, Selasa (10/6/2025). (ANTARA/ Rizal HanafiĀ )