Surabaya (ANTARA) - Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Timur mengadakan apel gelar pasukan dan peralatan dalam rangka kontijensi kesiapan penanggulangan bencana alam tahun 2021 di Markas Komando Daerah Militer V/Brawijaya, Senin.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dan Kaskoarmada II Laksma TNI Rahmad Jayadi memimpin apel serta menyiapkan pasukan yang terdiri dari TNI-Polri, stakeholder dan peralatan untuk mengantisipasi terjadinya bencana.
"Seluruh stakeholder harus sudah membangun sinergitas dalam menyiapkan segala sesuatu terkait dengan kemungkinan jika ada puncak hujan di bulan November sampai dengan Januari atau Februari 2022 yang seringkali dikenal dengan bencana alam hidrometeorologi," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Menurut Khofifah, hidrometeorologi ini bisa karena cuaca ekstrem, bisa hujan dengan kapasitas air yang sangat tinggi. Hidrometeorologi bisa berakibat pada longsor dan juga bisa karena perubahan iklim global.
"Oleh karena itu semua lini, jadi forkopimda di jajaran pemprov, forkopimda kabupaten/kota, seluruh relawan Basarnas, semua sudah harus bersinergi melakukan kesiapsiagaan, melakukan mitigasi, untuk bisa mengantisipasi segala sesuatu yang harus kita lakukan, antisipasi secara komperhensif," katanya.
Dia menilai setiap bencana alam berpotensi terhadap bertambahnya kemiskinan, bahkan bisa sampai di atas 50 persen.
"Nah, 80 persen Jawa Timur ini berpotensi terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam. Bencana alam akibat hidrometeorologi ini bisa berakibat pada rusaknya infrastruktur, kemudian rumah, karena bisa juga berseiring dengan angin puting beliung, ada hujan ada angin puting beliung, ada longsor dan seterusnya," katanya.
Selain itu, Khofifah juga mengingatkan kepada setiap daerah yang dulu sudah mendapatkan pelatihan siaga bencana sudah harus menyiapkan relawannya, karena secara scientific bisa diprediksi.
Apel kontijensi diikuti sebanyak 825 personel terdiri dari anggota TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim.
Adapun peralatan yang digunakan untuk penanganan bencana alam antara lain kendaraan ambulans, truk evakuasi korban, kendaraan COVID-19 hunter, kendaraan videotron bidhumas, genset darurat, perahu karet, tenda darurat BPBD dan Dinas Sosial Provinsi Jatim serta dapur umum lengkap.(*)