Madiun (ANTARA) - Organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Cabang Madiun, Jawa Timur, menyalurkan bantuan peralatan sekolah bagi sejumlah anak yatim dan yatim piatu yang orang tuanya meninggal dunia karena terpapar COVID-19.
Staf program ACT Madiun Aferu Fajar di Madiun, Senin, mengatakan ada sekitar 10 anak yatim dan yatim piatu yang mendapat bantuan peralatan sekolah.
"Tim MRI-ACT Madiun mendapatkan laporan bahwa di Kelurahan Nambangan Lor, Kota Madiun, ada beberapa anak yatim dan yatim piatu akibat orang tuanya meninggal karena terjangkit corona yang butuh untuk dibantu," ujarnya.
Salah satu anak yatim yang mendapat bantuan adalah Adik Virga. Pada Bulan Juli 2021, ia kehilangan ayahnya akibat terpapar COVID-19. Virga saat ini berusia 11 tahun dan sekolah kelas 4 SD. Selepas meninggalnya ayah, Virga tinggal bersama ibu dan kakaknya.
"Selain peralatan sekolah, bantuan yang diberikan juga berupa bahan pangan. Diharapkan bantuan yang kami berikan tersebut dapat bermanfaat," kata Aferu.
Sementara, ibu Virga mengucakan terima kasih atas bantuan yang diberikan tim ACT dan MRI Madiun. Bantuan tersebut sangat membantu keluarganya untuk memenuhi kebutuhan hidup, utamanya sekolah Virga.
"Terima kasih banyak atas kepedulian dan kebaikan yang diberikan tim MRI–ACT Madiun yang telah memberikan bantuan kepada kami, utamanya Virga. Tuhan yang membalas semua kebaikan," kata Listyani, ibu dari Virga.
Ia menceritakan kesedihan dia dan keluarganya setelah kematian suaminya. Kondisi suaminya sempat membaik, namun kemudian memburuk, hingga akhirnya meninggal.
"Sangat mendadak kehilangan bapak. Sebenarnya kadar oksigennya sempat naik dan membaik. Namun rencana Tuhan berkata lain," katanya.
Ia menyatakan apresiasinya dan ucapan terima kasih yang tak terhingga, terlebih bantuan peralatan sekolah diserahkan bertepatan dengan momentum hari ulang tahun Virga ke-11 tahun, pada 16 Agustus 2021.
Tim ACT-MRI Madiun akan bertahap menyalurkan bantuan pangan dan alat sekolah bagi anak yatim dan yatim piatu korban COVID-19. Kebanyakan anggota keluarga yang menjadi korban COVID-19 merupakan tulang punggung keluarga, sehingga membuat keluarga yang ditinggalkan harus berjuang untuk melanjutkan hidup.
Dia berharap pandemi segera berakhir, sehingga semua sektor kehidupan dapat kembali normal seperti semula.