Ratusan warga binaan Lapas Ngawi jalani vaksinasi

Ngawi (ANTARA) - Ratusan warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Ngawi, Jawa Timur menjalani vaksinasi guna mempercepat tercapainya kekebalan kelompok sebagai upaya menghindari paparan COVID-19 di lingkungan Lapas setempat.

Kasi Pembinaan dan Pendidikan Lapas Kelas IIB Ngawi Deny Kamiswara di Ngawi, Selasa, mengatakan untuk tahap pertama vaksinasi diberikan kepada 250 warga binaan dari jumlah keseluruhan sebanyak 497 warga.

"Untuk tahap awal, sebanyak 250 warga binaan Lapas Ngawi yang menerima vaksin. Mereka menerima vaksin COVID-19 jenis Sinovac untuk dosis pertama," ujar Deni Kamiswara.

Menurut ia, pemberian vaksin kepada warga binaan Lapas setempat tersebut dilakukan bekerja sama dengan Kepolisian Resor Ngawi.

"Karena menyesuaikan dengan jumlah kuota vaksin, maka untuk kekurangan warga binaan yang belum divaksin, nanti akan diajukan melalui dinas kesehatan setempat," kata dia.

Lebih lanjut, ia menjelaskan vaksinasi bagi warga binaan Lapas Ngawi tersebut bertujuan agar para warga binaan tersebut mendapatkan hak-hak kesehatan yang sama dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19 di dalam Lapas.

Sesuai rencana, untuk pemberian vaksin tahap kedua akan dilakukan satu bulan ke depan. Adapun, pemberian vaksin juga diprioritaskan berdasar nomor induk kependudukan (NIK) yang telah tersinkronisasi dengan sistem data base pemasyarakatan melalui Dispendukcapil.

Guna mencegah penularan COVID-19 di lingkungan Lapas Ngawi, selain pemberian vaksin secara bertahap, petugas setempat intensif meminta warga binaannya untuk disiplin menjaga protokol kesehatan.

Sementara, selain pelaksanaan vaksin, dalam kesempatan itu juga disampaikan pemberian remisi atau pengurangan masa tahanan bagi 307 warga binaan Lapas setempat.

Dari 307 warga binaan yang mendapat remisi umum kemerdekaaan HUT RI, sebanyak enam orang di antaranya menerima remisi umum II atau bebas.

Dari enam narapidana yang dapat remisi bebas tersebut, satu orang di antaranya langsung bebas, sedangkan lima warga binaan lainnya masih harus menjalani hukuman pengganti atau subsider.