Jakarta (ANTARA) - Masa sanksi larangan bermain Paul Pogba selama 18 bulan resmi berakhir hari ini, tetapi gelandang asal Prancis itu memilih tidak terburu-buru menentukan klub baru dan diperkirakan baru mengambil keputusan akhir musim ini.
Menurut laporan ESPN, Selasa, Pogba memiliki keterbatasan dalam memilih klub karena jendela transfer Major League Soccer (MLS) ditutup pada 23 April, sementara J1 League Jepang hanya menerima pemain baru hingga 26 Maret.
Meski demikian, mantan pemain Juventus dan Manchester United itu dikabarkan lebih memprioritaskan kembali ke salah satu liga besar Eropa.
Pogba menarik minat dari beberapa klub, termasuk Olympique Marseille dari Ligue 1, Fiorentina dari Serie A, dan sejumlah klub LaLiga. Namun, ia menolak tawaran dari Liga Pro Saudi dan Serie A Brasil.
Gelandang berusia 32 tahun itu juga telah berbicara dengan David Beckham, salah satu pemilik Inter Miami.
Fokus utama Pogba saat ini adalah mengamankan tempat dalam skuad timnas Prancis untuk Piala Dunia 2026.
Untuk itu, ia menilai bergabung dengan klub Eropa yang berlaga dalam Liga Champions atau Liga Europa adalah langkah terbaik guna membuktikan kemampuannya di level tertinggi.
Pogba awalnya dijatuhi sanksi larangan bermain selama empat tahun akibat terbukti menggunakan DHEA, zat terlarang yang meningkatkan kadar testosteron.
Namun, Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) mengurangi hukuman menjadi 18 bulan setelah banding. Kini, ia kembali bebas untuk berlatih dan bertanding secara kompetitif.
Terakhir kali Pogba tampil dalam pertandingan resmi adalah sebagai pemain pengganti selama 29 menit untuk Juventus pada September 2023. Adapun penampilan penuh 90 menit terakhirnya terjadi pada Maret 2022 saat masih membela Manchester United.
Selama menjalani masa hukuman, Pogba tetap menjaga kebugarannya dengan berlatih secara mandiri bersama pelatih pribadi dan mengikuti pertandingan tidak resmi di Miami, tempat ia menetap bersama keluarganya.
Ia dikabarkan akan tetap tinggal di sana hingga akhir musim sebelum menentukan masa depannya.
