Banyuwangi (ANTARA) - Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, terus mengonsolidasikan jaringan pemerintahan desa untuk penanganan pandemi COVID-19, salah satunya menyiapkan relawan medis dan non-medis penanganan di tingkat desa.
"Desa mempunyai peran yang sangat sentral. Selama ini desa juga telah bergerak dalam penanganan pandemi. Mari kita siapkan relawan yang mengawal pengendalian COVID-19," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas usai menggelar rapat virtual bersama camat dan kepala desa/lurah di Banyuwangi, Sabtu.
Ia mengatakan relawan tingkat desa bisa memerankan banyak hal, di antaranya edukasi protokol kesehatan, membantu vaksinasi, membantu tracing, pemulasaran jenazah dan sebagainya.
Seperti sarjana komunikasi, pendidikan, pertanian, dan lainnya yang baru lulus bisa dilibatkan. Perawat atau bidan yang belum bekerja atau melakukan praktik mandiri juga bisa diajak gotong royong.
"Ayo bangkitkan semangat warga, ini situasi yang sulit, tapi kalau semua penuh semangat bergotong royong, insya-Allah kita bisa melewatinya dengan baik," tuturnya.
Menurut Ipuk, vaksinasi menjadi perhatian utama sebagai upaya membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) di daerah. Data per 5 Agustus 2021, tercatat sudah 465.195 warga Banyuwangi yang telah divaksin dosis satu.
"Banyuwangi saat ini adalah kabupaten dengan presentase vaksinasi tertinggi kedua se-Jawa Timur. Meski begitu, ini terus menjadi PR kita semua untuk segera melakukan penyuntikan vaksin kepada warga, menyesuaikan stok vaksin. Keberadaan relawan sangat dibutuhkan untuk menyukseskan vaksinasi ini," katanya.
Selain pembentukan relawan tingkat desa, lanjut dia, pada Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan KB juga diinstruksikan untuk melibatkan berbagai pilar sosial yang ada, seperti Tagana, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan pendamping PKH.
"Kami berharap mereka juga bisa turun aktif mendukung penanganan COVID-19. Nanti kami data siapa saja di antara mereka yang siap menjadi relawan. Demikian juga penyuluh agama dilibatkan untuk kampanye prokes di desa-desa," tuturnya.
Ipuk menambahkan, pengendalian COVID-19 menjadi tangggung jawab bersama dan harus bergotong royong mengatasi pandemi ini.
"Kita tidak bisa hanya berpangku tangan pada pemerintah dan tenaga kesehatan saja. Penanganan dari hulu dan hilir harus kita lakukan serentak agar aktivitas ekonomi dan sosial kita bisa segera pulih," tuturnya. (*)