Surabaya (ANTARA) - Perum Jasa Tirta I menggelar webinar bertema "Merangkul AKHLAK, Berdamai dengan Pandemi", Kamis (29/7) untuk memperingati satu tahun dicanangkannya core value AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) oleh Kementerian Budan Usaha Milik Negara.
"Adanya core value AKHLAK yang dicanangkan Menteri BUMN, Erick Thohir setahun lalu harus dipegang oleh semua insan di lingkup Kementerian BUMN di Indonesia. Tentunya ini sudah menjadi satu nilai yang tunggal dianut oleh semua BUMN dan anak perusahaannya," kata Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan melalui keterangan yang diterima, Jumat.
Sebelumnya, kata Raymond, kurang lebih ada 140 BUMN yang masing-masing memiliki core value sendiri, termasuk PJT I. Namun dengan menjadikan AKHLAK sebagai core value seluruh BUMN, maka seluruh insan BUMN diharapkan memiliki keseragaman budaya kerja, yang tentunya akan memunculkan satu karakter kuat yang tumbuh di setiap insan BUMN.
"Ini merupakan rancangan yang sangat visioner dari Bapak Menteri BUMN. Bahwa di dalam segala perubahan yang terjadi termasuk volatility, uncertainty, complexity, dan juga berbagai ambiguity, beliau menyatukan core value dari 140an BUMN menjadi satu core value yang kita sebut AKHLAK," katanya.
Pencanangan core value itu, lanjut Raymond, tidak lain adalah untuk menyiapkan agar SDM di seluruh BUMN memiliki standar perilaku dan etika yang sama, dimana nantinya dapat menjadi agent of change yang siap menjalankan roda pembangunan negeri ini.
Manajer Utama Sumber Daya Manusia di PJT I Ganindra Adi Cahyono mengatakan pihaknya telah menetapkan AKHLAK sebagai budaya kerja perusahaan melalui Keputusan Direksi per tanggal 30 Juli 2020.
Penetapan ini merupakan komitmen perusahaan untuk mengoptimalkan penerapan AKHLAK hingga ke ranah direksi, dewan pengawas dan karyawan perusahaan.
"Agar lebih efektif dan efisien, implementasi transformasi budaya organisasi harus terukur. Agar selanjutnya dapat disusun program transformasi yang berkesinambungan dan terintegrasi dengan visi misi perusahaan," kata Ganindra.
Co-Founder PT Nusantics Sharlinni Erisa Putri turut memberikan materi bertema "Living in Harmony with COVID-19"
Pendiri perusahaan startup teknologi genom pertama di Indonesia itu menjelaskan bagaimana cara virus COVID-19 bermutasi serta apa yang perlu dilakukan agar kita dapat berdamai dengan kondisi pandemi ini.
"Sampai hari ini kematian akibat Covid-19 di dunia tercatat sebanyak 4,6 juta jiwa. Namun para ahli memprediksi di tahun 2050 kematian manusia akibat antibiotic resistance bacteria bisa mencapai 2 kali jumlah korban akibat COVID-19," kata Sharlini.
Dia menjelaskan bahwa tubuh manusia di dalamnya terdiri dari berbagai microbiome seperti bakteri, virus, jamur yang perlu diseimbangkan jenis dan jumlahnya agar imunitas manusia tidak terus melemah.
Dengan penggunaan antibiotik berlebihan dapat merusak keseimbangan tersebut. Untuk itu diperlukan adanya upaya mendiagnosa dan mengembalikan keberagaman microbiome di tubuh kita.
"Adaptif adalah salah satu nilai AKHLAK yang saat ini diperlukan bagi kita untuk tetap dapat bertahan di kondisi pandemi," ujarnya.(*)