Surabaya (ANTARA) - Perum Jasa Tirta (PJT) I menggandeng 61 guru yang tergabung dalam Jaring-Jaring Komunikasi Pemantauan Kualitas Air (JKPKA) untuk membuat modul ajar pemantauan kualitas air.
Direktur Utama PJT I Fahmi Hidayat dalam keterangan diterima di Surabaya, Kamis menyampaikan apresiasi kepada pihak-pihak yang turut serta bersama melakukan pelestarian SDA (sumber daya air), seperti yang dilakukan JKPKA.
"Dapat dilihat bahwa kami tidak sendiri, akademisi juga kami ajak kolaborasi dalam upaya pelestarian SDA," kata Fahmi dalam workshop yang digelar dengan metode pemaparan materi dan praktik pemantauan kualitas air di Sungai Konto, Kabupaten Malang.
Ia mengatakan kolaborasi bersama PJT I, JKPKA dan Universitas Negeri Malang (UMM) yang telah terjalin selama 27 tahun menjadi salah satu best practice upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan perusahaan dalam upaya mempertahankan keberlanjutan SDA.
Kerja sama tersebut juga sebagai upaya mengedukasi dan mengajak banyak pihak agar lebih peduli terhadap sungai dan lingkungan pada umumnya.
"Peran guru sangat penting dalam pendidikan lingkungan, sehingga melalui workshop yang digelar, diharapkan dapat menghasilkan modul ajar yang dapat diaplikasikan di sekolah. Tentunya dengan mengaplikasikan modul ajar, diharapkan mampu membentuk generasi penerus yang peduli dan bertanggung jawab terhadap keberlanjutan SDA," ujarnya.
Workshop bertemakan Integrasi Pembelajaran Multidisiplin untuk Pemantauan Kualitas Air dalam Implementasi Kurikulum Merdeka itu dilaksanakan di Selorejo Hotel & Resort.
Para guru yang menjadi peserta merupakan perwakilan dari Wilayah Sungai Brantas, Bengawan Solo dan Toba Asahan yang menjadi wilayah kerja PJT I.
VP Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pengelolaan Infrastruktur SDA PJT I, Erwando Rachmadi berharap lebih banyak lagi guru dan generasi muda yang mengenal JKPKA dan bergabung menjadi anggota JKPKA.
"Melalui JKPKA seluruh guru dan murid bisa saling berkomunikasi dan bekerja sama meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan dan memecahkan isu-isu permasalahan lingkungan," ujarnya.
Pada sesi pemaparan materi diberikan oleh dua nara sumber yaitu tentang pemantauan kualitas air secara fisika, kimia, biologi dan geografi yang disampaikan oleh Istri Setyowati dari Koordinator Wilayah Brantas JKPKA. Sedangkan materi kedua disampaikan Ferryati Masitoh, dosen UMM.
Selanjutnya setelah pemaparan para nara sumber, para peserta guru diajak menyusun modul bersama Yuli Chasanah, Kooordinator Wilayah Bengawan Solo JKPKA. Kegiatan dilanjutkan paparan dari Koordinator Pusat JKPKA Sutriyat sebagai persiapan sebelum praktek lapangan.
Dalam praktiknya, para guru diajak melakukan kegiatan pemantauan air dari berbagai disiplin ilmu seperti biologi, kimia, fisika dan geografi di Sungai Konto.
Hasil dari kegiatan nantinya akan menjadi materi pembelajaran dan laporan bersama JKPKA dan PJT I yang akan diajarkan kepada para siswa siswi untuk bisa lebih peduli dalam memantau dan menjaga kelestarian SDA.