Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, memanfaatkan teknologi digital dalam wujud media sosial dan marketplace untuk memulihkan kondisi ekonomi UMKM yang terdampak pandemi COVID-19.
Hal itu dikemukakan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar saat menjadi narasumber dalam Workshop Pengelolaan Anggaran Pemulihan Pasca-Pandemi di Kota Ambon. Pemkot Kediri mempunyai strategi khusus dalam mempercepat pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19 yang telah berlangsung hampir 1,5 tahun.
"Saya rasa ini solusi cerdas pulihkan ekonomi UMKM. Kita juga kerja sama dengan marketplace. Namun, baru-baru ini saya temukan ada sedikit masalah karen ongkos kirimnya terlalu mahal. Nah, inilah yang menjadi tugas kita bersama. Mungkin kita bisa lakukan intervensi agar ongkos kirim tidak terlalu mahal," katanya dalam rilis yang diterima di Kediri, Jumat.
Ia menjelaskan langkah-langkah Pemerintah Kota Kediri dalam pemulihan ekonomi dengan digitalisasi produk UMKM, yakni memanfaatkan media sosial untuk promosikan produk-produk UMKM daerah itu.
Langkah selanjutnya dengan menghadirkan pelaku usaha untuk mengikuti sesi kuratorial. Kegiatan ini penting untuk menakar kesiapan pelaku usaha dalam memasuki pemasaran digital serta menentukan program pendampingan yang tepat.
Selain itu, melakukan pendampingan dengan berbagai lokakarya optimalisasi penjualan di marketplace, pelatihan digital marketing, dan lokakarya merawat kedai kopi di masa pandemi.
Pemerintah Kota Kediri juga melakukan kerja sama dengan salah satu marketplace, yakni Tokopedia, dengan menggelar Mall UMKM Kediri Sale 2020.
"Dampaknya pun cukup luar biasa pada UMKM. Meningkatnya penjualan produk selama berjalannya program, semakin banyak pelaku UMKM Kota Kediri yang membuka akun di Tokopedia sebagai seller baru, dan secara umum, menggugah kesadaran UMKM lokal untuk segera on boarding di platform marketplace. Ini cara yang tepat untuk memulihkan UMKM di masa pandemi seperti saat ini," kata dia.
Mas Abu, sapaan akrabnya, dalam acara itu juga menambahkan berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Kediri tersebut juga ada keberlanjutannya, seperti Dekranasda Kota Kediri memberikan pelatihan cara menulis "caption". Hal itu bermanfaat sebagai bekal agar penjualan produk melalui media sosial ataupun "marketplace", semakin menarik minat pembeli.
"Dari pelatihan itu ditemukan bahwa ternyata orang itu suka diberi cerita. Sebelum mereka jualan produk harus diberi cerita dulu supaya tertarik. Membuat caption-nya harus yang pendek dan menarik. Tidak yang panjang seperti koran," kata dia.
Mas Abu juga menekankan bahwa digitalisasi ini menjadi kunci. Migrasi ke pemasaran digital bermanfaat. Apalagi di era pandemi saat pergerakan orang dibatasi, pergerakan barang justru meningkat.
Bila melihat data dari Hootsuite bahwa pengguna aktif sosial media mengalami peningkatan dari 160 juta di tahun 2020 menjadi 170 juta di tahun 2021, sehingga pemilik usaha untuk "go digital" dan masuk ke "marketplace" salah satu solusi yang baik.
"Kami dari pemda harus terus mendorong UMKM untuk melakukan digitalisasi karena 'market'-nya ada di sana," kata dia.
Ia hadir sebagai pembicara dalam acara yang digelar di Ambon tersebut. Turut hadir dalam acara ini Ketua Apeksi Komwil VI, Wakil Ketua Apeksi Pusat, Wali Kota Ambon, dan Direktur Eksekutif Apeksi, serta delegasi Anggota Apeksi Komwil VI.