Surabaya (ANTARA) - Tiga Universitas Pembangunan Nasional, yakni UPN Veteran Jawa Timur, UPN Veteran Yogyakarta, dan UPN Veteran Jakarta meluncurkan program Pelatihan Dasar Militer Komponen Cadangan Bela Negara Indonesia di Surabaya, Jumat.
Rektor UPN Veteran Jawa Timur Profesor Akhmad Fauzi mengungkapkan program ini sebagai bagian dari kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020.
"Dalam program ini, mahasiswa diberi kesempatan untuk belajar di luar kampus selama dua semester. Kegiatan tersebut diakui oleh perguruan tinggi sebagai bagian dari kurikulum masing-masing prodi," ujar Akhmad Fauzi di Surabaya, Sabtu.
Akhmad Fauzi mengemukakan pembelajaran dalam Latsarmil Komcad Bela Negara merupakan pendidikan yang dikemas dalam Kurikulum Pelatihan Dasar Militer Komponen Cadangan.
Dengan lama waktu pendidikan dilakukan selama 12 minggu atau setara dengan 600 jam pelajaran dan dilaksanakan di Satuan atau Lembaga Pendidikan TNI.
"Saat ini sedang kami susun materi dan kurikulumnya untuk bisa diambil mahasiswa semester tiga dan lima. Kalau selama ini latsarmil sudah diterapkan juga dalam mata kuliah bela negara, tapi masih di lingkup kampus sendiri," katanya.
Dirjen Pothan Kemhan Mayjen TNI Dadang Hendrayudha mengungkapkan keikutsertaan warga negara dalam usaha bela negara bisa melalui pendidikan kewarganegaraan.
Selain juga pelatihan dasar kemiliteran secara wajib bagi calon Komcad yang telah memenuhi syarat, pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau wajib, dan pengabdian sesuai profesi.
"Sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional, mulai dari SD sampai dengan mahasiswa, lingkungan pekerjaan TNI, Polri, pegawai negeri semua melakukan bela negara. Menjadi Komcad bukan wajib, tetapi sukarela, nanti kalau sudah mendaftar kemudian lulus dan memenuhi syarat, wajib untuk mengikuti militer dasar," kata Dadang.
Rektor UPN Yogyakarta Dr. Irhas Effendi menambahkn program Latsarmil Komcad dilatari oleh beberapa hal, antara lain untuk penguatan semangat bela Negara.
"Kami menargetkan masing-masing program studi nantinya mengirimkan 25 sampai 50 mahasiswa atau mahasiswinya. Misi yang paling penting dari program ini adalah membangun nasionalisme," katanya.