Surabaya (ANTARA) - Mahasiswa Program Studi Pariwisata UPN Veteran Jawa Timur mengeksplorasi potensi gastronomi mangrove melalui praktikum lapangan di Kebun Raya Mangrove Surabaya untuk memahami pemanfaatan pangan lokal sebagai daya tarik wisata berkelanjutan bagi pengembangan destinasi pesisir daerah.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kebun Raya Mangrove Surabaya Dyan Prasetyaningtyas mengatakan bahwa Kebun Raya Mangrove memiliki potensi besar, tidak hanya sebagai benteng ekologis kota, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran.
"Melalui kegiatan seperti ini, mahasiswa dapat melihat bagaimana mangrove diolah menjadi produk pangan dan wisata berbasis pengetahuan,” kata Dyan, dalam keterangan yang diterima si Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.
Ia menjelaskan sejumlah produk olahan mangrove telah dipasarkan mulai dari sirup bogem, selai, hingga kudapan berbahan dasar buah mangrove, sebagai contoh inovasi yang mendukung ekonomi masyarakat sekitar.
Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa mengikuti tur interpretasi yang dipandu tim edukasi Kebun Raya Mangrove, mempelajari flora-fauna pesisir, fungsi ekologis mangrove, serta jenis vegetasi yang berpotensi menjadi bahan konsumsi seperti bogem, pidada, dan lindur.
“Awalnya saya tidak terpikir bahwa buah mangrove bisa diolah menjadi sirup atau makanan. Setelah dijelaskan dan mencicipinya, ternyata rasanya unik dan potensinya besar untuk wisata kuliner,” ujar Rani, salah satu mahasiswa peserta.
Sesi pertama workshop dipandu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Somano yang mendemonstrasikan proses produksi sirup bogem, mulai dari pemilahan bahan hingga pengemasan, sekaligus menekankan pentingnya inovasi dan keberlanjutan dalam pengembangan pangan lokal.
Mahasiswa juga berkesempatan mencicipi olahan mangrove serta berdiskusi mengenai cita rasa, ketahanan produk, dan pengembangan varian baru.
Workshop kedua menghadirkan demonstrasi flambé pada menu banana split dengan sirup bogem sebagai penambah rasa.
“Flambé bukan sekadar proses memasak. Ini elemen pertunjukan yang dapat meningkatkan pengalaman wisatawan. Saat pangan lokal diberi sentuhan estetika dan storytelling, nilainya meningkat,” kata dosen pengampu Farta Ade Saputra.
Melalui sesi analisis, mahasiswa mempelajari bagaimana atraksi kuliner dapat mengubah persepsi wisatawan terhadap bahan pangan lokal, serta memahami bahwa gastronomi mencakup rasa, pengalaman, dan interaksi sosial.
Pada penutup kegiatan, mahasiswa mempresentasikan temuan lapangan terkait unsur gastronomi mangrove, mulai dari bahan baku, proses produksi, peluang usaha, hingga konsep atraksi wisata.
Sejumlah gagasan muncul, antara lain paket wisata edukatif “from forest to table”, kelas memasak berbayar, festival kuliner mangrove, dan penguatan branding produk UMKM.
Menurut dosen pengampu, praktikum tersebut selaras dengan riset institusi mengenai pengembangan ekosistem mangrove dan misi Program Studi Pariwisata UPN Veteran Jawa Timur yang berfokus pada ekowisata.
Mahasiswa UPN Jatim eksplorasi gastronomi mangrove di KRM Surabaya
Sabtu, 6 Desember 2025 20:55 WIB
Mahasiswa Program Studi Pariwisata UPN Veteran Jawa Timur mengeksplorasi potensi gastronomi mangrove melalui praktikum lapangan di Kebun Raya Mangrove Surabaya. (ANTARA/HO-UPN Jatim)
Melalui kegiatan seperti ini, mahasiswa dapat melihat bagaimana mangrove diolah menjadi produk pangan dan wisata berbasis pengetahuan
