Surabaya (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional 4 Jawa Timur memperkirakan kinerja asuransi di provinsi setempat maupun secara nasional pada 2021 akan tumbuh lebih positif seiring dengan mulai bergeliatnya aktivitas ekonomi.
Direktur Pengawasan LJK OJK Kantor Regional 4 Mulyanto mengatakan kinerja premi asuransi baik umum maupun jiwa memang mengalami kontraksi, termasuk di wilayah Jatim yang turun sebesar 17,8 persen.
"Kita harus mengakui bahwa geliat aktivitas ekonomi akan mempengaruhi naik turunnya premi asuransi dan memang kegiatan ekonomi setahun terakhir ini turun akibat pandemi dan ini mempengaruhi premi-premi yang dibayarkan masyarakat,” katanya dalam diskusi virtual Axa Mandiri FGD Potensi dan Tantangan Bisnis Asuransi di masa pandemi, Selasa.
Meski begitu, kata Mulyanto, tahun ini bisnis asuransi masih memiliki prospek yang lebih baik dari tahun 2020. Berkaca pada kinerja awal tahun 2021, secara nasional premi asuransi jiwa dan umum mencatatkan pertumbuhan positif mencapai Rp30,35 triliun atau naik dibandingkan dengan Januari 2020 sebesar Rp26,17 triliun.
“Jika melihat kondisi capaian nasional di awal tahun ini sudah tampak positif, meskipun saat ini masih dalam pandemi, kami optimistis kinerja asuransi sampai akhir tahun ini akan tumbuh lebih tinggi dari capaian 2020,” ujar Mulyanto.
Menurutnya, prospek bisnis asuransi ke depan masih dianggap menjanjikan karena setiap aktivitas manusia membutuhkan perlindungan dan proteksi. Bahkan, adanya pandemi mulai menyadarkan masyarakat untuk mulai memproteksi diri dengan ikut asuransi.
Data OJK Jatim hingga Februari 2021 mencatat jumlah perusahaan asuransi mencapai 510 perusahaan, termasuk perusahaan cabang. Dari jumlah itu, sebanyak 336 merupakan asuransi jiwa, 168 asuransi umum, dan 6 perusahaan asuransi wajib.
Sementara itu, kinerja premi asuransi di Jatim sepanjang 2020 mencapai Rp17,36 triliun atau turun 18,6 persen dibandingkan dengan 2019 yang mampu mencapai Rp17,36 triliun. Premi asuransi umum pada 2020 mencapai Rp3,18 triliun atau turun 13 persen dibandingkan dengan 2019 sejumlah Rp3,66 triliun.
Secara total, baik asuransi jiwa maupun umum, premi asuransi di Jatim 2020 mencapai Rp20,55 triliun atau turun 17,8 persen dibandingkan 2019 yang tercatat Rp25 triliun.
Untuk kinerja klaim asuransi di Jatim pada 2020 tercatat mencapai Rp15,06 triliun atau turun 19,1 persen dibandingkan capaian 2019 sebesar Rp18,62 triliun.
Dari total klaim selama 2020 tersebut, sebanyak Rp13,7 triliun merupakan asuransi jiwa dan Rp1,36 triliun merupakan asuransi umum. Adapun klaim 2019 tercatat senilai Rp16,4 triliun dari asuransi jiwa dan sebanyak Rp2,22 triliun merupakan asuransi umum
Dalam diskusi itu terungkap bahwa pandemi COVID-19 memberikan tantangan tersendiri bagi industri asuransi yang harus menyiapkan sejumlah strategi agar kinerjanya tetap positif.
"Axa Mandiri terus menyediakan produk asuransi yang seusai dengan kebutuhan dan kemampuan nasabah," kata Chief Bussines and Distribution Axa Mandiri Theodores Tangke.
Sesuai dengan kondisi saat ini, PT Axa Mandiri Financial Services (Axa Mandiri) akan meluncurkan produk asuransi yang menyasar segmen menengah ke bawah atau mikro.
"Sekarang memang ada kecenderungan nasabah memilih perlindungan premi yang murah, jadi tahun ini kita berupaya memperluas penjualan asuransi mikro dengan premi murah mulai Rp50.000, ada pertanggungan jiwa dan rumah sakit. Ini diharapkan bisa membantu segmen mikro," jelasnya.
Axa Mandiri pada 2020 mencatatkan kinerja klaim asuransi sebesar Rp4,8 triliun. Jumlah klaim yang dibayarkan tersebut turun dibandingkan 2019 yang mencapai Rp5,3 triliun.
Pada kesempatan sama, pengamat ekonomi dari Universitas Islam Malang (Unisma) Harun Al Rasyid mengemukan bisnis asuransi ke depan masih memiliki banyak peluang yang bisa dioptimalkan.
"Disadari atau tidak, pandemi ini justru membuat orang sadar untuk ikut asuransi dan mereka mulai menyimpan serta mengatur keuangan dengan lebih bijak. Kalau dulu dianggap tidak penting, tapi saat ini minat asuransi semakin bertambah," katanya. (*)