Nganjuk (ANTARA) - Kepolisian Resor Nganjuk, Jawa Timur, memberikan bantuan program pemulihan trauma kepada korban tanah longsor di Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk.
"Saat ini anggota Polri khususnya Polres Nganjuk membantu masyarakat korban tanah longsor untuk memberikan 'trauma healing'. Hal ini untuk memulihkan trauma bagi warga di sana," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko dalam rilis di Nganjuk, Minggu.
Bantuan pemulihan trauma bagi korban tanah longsor itu dilakukan di gedung SDN Ngetos III, Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Kegiatan tersebut dilakukan untuk membantu pemulihan dari trauma, bagi korban tanah longsor.
Dari kegiatan tersebut, anggota Polres Nganjuk mendatangi keluarga korban dan mendengarkan keluh kesah mereka. Selain itu, anggota juga melakukan pemetaan korban tanah longsor, yang berjumlah 139 orang dengan rincian. Diketahui bayi sebanyak tiga orang, balita 11 orang, anak-anak 13 orang, remaja 17 orang, dewasa 55 orang dan lansia sebanyak 34 orang.
"Anggota juga melakukan pemetaan korban tanah longsor yang saat ini total masyarakat yang ada di posko pengungsian total ada 139 orang," kata dia.
Sementara itu, sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19, para pengungsi ini juga dilakukan rapid test. Hasilnya, terdapat 17 orang reaktif. Saat pemeriksaan tes usap, terdapat warga yang dinyatakan positif terpapar COVID-19.
Untuk warga yang dinyatakan reaktif, mereka ditempatkan di gedung terpisah dengan warga yang negatif. Hal itu dilakukan guna memantau kesehatan mereka.
Namun, mayoritas para pengungsi di tempat pengungsian dalam kondisi sehat. Sementara untuk kebutuhan makanan bagi pengungsi sudah disiapkan di dapur umum yang sudah didirikan.
"Untuk mereka yang positif saat ini sudah dirawat di rumah sakit, sedangkan mereka yang reaktif tidak dicampur dengan yang lain," kata Gatot Repli Handoko.
Musibah tanah longsor terjadi di tanah longsor di Dusun Selopuro, Desa/kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, pada Minggu (14/2) setelah hujan deras mengguyur daerah ini. Akibatnya, 10 rumah warga rusak, yakni delapan rumah warga tertimbun dan dua rusak berat.
Dalam kejadian itu, 21 orang sebelumnya dinyatakan hilang. Setelah pencarian, seluruh korban berhasil ditemukan. Dua orang dinyatakan selamat dan lainnya dinyatakan meninggal dunia. Para korban yang meninggal dunia itu setelah ditemukan, dibersihkan dishalatkan lalu dikuburkan di tempat pemakaman umum (TPU) desa setempat.
Hingga kini, warga juga masih tinggal di tempat pengungsian. Terdapat beberapa lokasi tempat pengungsian yang sudah dibuat. Keluarga ahli waris korban juga mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik yang korban meninggal dunia maupun yang terluka.
Kendati saat ini pencarian dihentikan, karena seluruh korban telah ditemukan, massa tanggap darurat bencana juga diteruskan hingga dua pekan sejak kejadian. Hal itu juga sekaligus menunggu kebijakan lebih lanjut untuk relokasi. Hingga kini, pemkab masih membahasnya.