Kediri (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menangani kejadian tanah longsor di daerah persawahan/perkebunan Dusun Bruno, Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, kabupaten setempat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Nganjuk Abdul Wakid mengemukakan longsor itu terjadi pada Selasa (4/7) siang. Tebing di perbukitan daerah tersebut secara tiba-tiba longsor.
"Tidak ada hujan, tidak ada angin, longsor saja. Mungkin salah satu dampak dari gempa bumi kemarin (gempa Bantul)," katanya di Nganjuk, Selasa.
Ia menambahkan, sebenarnya setelah kejadian gempa bumi tersebut, dirinya langsung meminta laporan dari seluruh camat dan muspika di Kabupaten Nganjuk dan dilaporkan tidak ada kerusakan termasuk rumah roboh.
Dirinya juga sudah menerjunkan tim ke lokasi dan melakukan investigasi. Hasilnya, tiga hari sebelumnya dilaporkan ada retakan yang diduga terkait dengan gempa bumi di Bantul tersebut.
"Lepas dari itu, retakan itu kebetulan ada parit yang mengairi sawah. Karena tanahnya gembur, air masuk ke tanah yang retak dan terjadi longsor," ujar dia.
Dirinya menyebut, longsor itu menimpa persawahan warga dengan tinggi 50 meter, lebarnya 40 meter. Aliran yang longsor itu ada dengan panjang material tanah 250 meter.
Menurut dia, daerah Dusun Bruno, Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, tersebut selama ini tidak ada laporan kejadian tanah longsor. Justru yang terbanyak ada longsor di tepi jalan menuju ke area air terjun Sedudo, yang merupakan objek wisata alam di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Nganjuk.
Ia menambahkan, dampak dari longsor itu memang menutupi parit untuk pengairan sawah warga. Dengan itu, parit tertutup padahal parit tersebut aktif untuk mengairi sawah warga.
"Karena terjadi longsor, air tidak bisa mengalir. Kami khawatir air tersebut meluber. Ini yang menjadi permasalahan, harus bisa mengalirkan air lagi, sehingga tidak terjadi luberan," kata dia.
Selain bisa mengancam lahan warga, sebab air tertutup tanah, luberan air juga bisa mengalir hingga perkampungan warga. Ada sekitar 10 kepala keluarga yang tinggal di sekitar lokasi itu, sehingga keselamatan mereka pun harus diperhatikan.
Pihaknya menyebut, lokasi yang terkena longsor itu sulit akses untuk alat berat. Untuk itu, sebagai langkah awal akan dilakukan gotong royong melibatkan semua pihak untuk membersihkan parit dari material tumpukan longsor.
"Kami sudah diskusi besok pagi kami kerja bakti bersama, ada TNI, Polri, relawan, Destana (desa tangguh bencana), BPBD, dengan menggunakan alat manual. Kami juga koordinasi dengan dinas PU untuk bisa mengecek, barangkali alat berat bisa masuk ke sana atau tidak. Mudah-mudahan bisa digunakan alat beratnya," kata Wakid.
Sementara itu, dari hasil laporan yang masuk, tanah longsor itu mengakibatkan kerugian materiil yang cukup besar hingga sekitar Rp100 juta menimpa sawah dan kebun. Beberapa tanaman produktif juga rusak seperti cengkih, durian, nangka, alpukat dan sejumlah tanaman lainnya.