Surabaya (ANTARA) - Jenazah co-pilot Fadly Satrianto yang menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rencananya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Surabaya, setelah jasadnya teridentifikasi dari sidik jari yang dicocokkan dengan data KTP elektronik.
"Fadly kan dilahirkan di Surabaya. Bahkan ari-arinya ada di sini, di Teluk Penanjung. Memang keinginan kami dimakamkan di sana (TPU Keputih) karena dekat dengan kakak-kakaknya. Neneknya juga ada dimakamkan di daerah situ," kata Sumarzen Marzuki, ayahanda Fadly Satrianto, ditemui di Surabaya, Rabu.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Surabaya telah menawarkan TPU Keputih kepada pihak keluarga Fadly Satrianto sebagai tempat pemakaman bagi alumnus Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya yang menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Baca juga: Jenazah co-pilot Fadly Satrianto dan dua penumpang Sriwijaya SJ-182 teridentifikasi
Baca juga: Co-Pilot Fadly Satrianto belum rencanakan pernikahan
Sumarzen mengungkapkan bahwa Fadly Satrianto rencananya dimakamkan di Blok AA TPU Keputih. Sebelum dimakamkan, jenazah Fadly Satrianto yang menjadi co-pilot pesawat NAM Air (anak usaha Sriwijaya Air) akan dishalatkan di Masjid Al Ikhlas Tanjung Sadari 59 Surabaya, tidak jauh dari rumah duka.
Pihak keluarga berencana secepatnya mengambil jenazah Fadly Satrianto sembari melengkapi berkas administrasi.
"Tadi kami sudah mengklarifikasi ke RS Polri yang ada di Kramat Jati, Jakarta. Kami ambil secepatnya. Bisa besok, bisa lusa," tambah Sumarzen.
Baca juga: Tim DVI ambil data ante mortem keluarga korban Sriwijaya Air
Baca juga: Sriwijaya Air jatuh, co-pilot Fadly Satrianto telepon ibunya sebelum terbang ke Pontianak
Meski begitu, keluarga Fadly Satrianto juga menunggu pihak RS Polri di Kramat Jati, Jakarta, terkait proses serah terima jenazah.
"Saya menginginkan kalau bisa diambil pagi-pagi, diterbangkan ke sini nanti yang menyiapkan segala sesuatunya perusahaannya NAM Air. Nanti ada prosesi penyerahan dengan teman-teman profesinya," ujarnya.
Setelah diterbangkan dari Jakarta menuju Bandara Juanda, Surabaya, jenazah Fadly Satrianto akan dibawa ke rumah duka. Keluarga tidak ingin berlama-lama dan menghindari kerumunan, sehingga setelah jenazah disemayamkan sebentar langsung dishalatkan.
Jasad Fadly Satrianto teridentifikasi setelah sidik jari telunjuk kanan identik dengan sidik jari yang terdapat dalam data e-KTP.
Fadly Satrianto merupakan bungsu dari tiga bersaudara, putra dari pasangan Sumarzen Marzuki dan Ninik Andriyani.