Surabaya (ANTARA) - Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur menyerahkan tiga unit mobil layanan antar-jemput siswa berkebutuhan khusus bernama mobil "Jatim Cettar" kepada tiga sekolah luar biasa negeri (SLBN) yang ada di wilayah setempat.
"Di tahap pertama ini, baru tiga mobil Jatim Cettar yang didistribusikan ke tiga SLBN, yakni SLBN Lawang di Kabupaten Malang, SLBN Jember, dan SLBN Talun di Blitar," kata Kepala Disdik Jatim Wahid Wahyudi di sela penyerahan mobil Jatim Cettar di Surabaya, Selasa.
Wahid menuturkan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memberi arahan agar siswa berkebutuhan khusus juga diberikan fasilitas yang sama dengan yang lain. Dengan begitu, mereka juga bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
"Oleh karenanya, di akhir tahun 2020 ini melalui APBD Jatim kita adakan pengadaan mobil Jatim Cettar untuk sekolah," kata dia.
Lebih lanjut, di tahap pertama ini mobil hanya diberikan ke sekolah dengan jumlah siswa terbanyak, salah satunya SLBN Jember dengan jumlah siswa 144 orang.
Nantinya, mobil tersebut akan diprioritaskan untuk antar-jemput siswa penyandang disabilitas dari kalangan keluarga tidak mampu.
"Kami berharap para siswa berkebutuhan khusus yang sudah lulus bisa bekerja di perusahaan dan menjadi pekerja mandiri atau melanjutkan pendidikan perguruan tinggi. Sementara bagi SLB yang membutuhkan tempat praktik bisa memanfaatkan sarana prasarana di SMK terdekat," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) Disdik Jatim Suhartono mengungkapkan tiga mobil layanan difabel Jatim Cettar ini merupakan program tahunan sejak tahun 2019.
Pada tahun sebelumnya, Disdik juga telah mendistribusikan tiga mobil layanan antar-jemput difabel ke tiga sekolah yang berbeda, yakni SLBN Gedangan (Sidoarjo), SLBN Kota Batu, dan SLBN Sampang.
"Ini tahun kedua kami mengadakan program ini. Kami berharap mobil ini bisa memberikan layanan antar-jemput kepada siswa berkebutuhan khusus yang memiliki keterbatasan ekonomi, keterbatasan jarak, dan keterbatasan fisik," ujarnya.
Menurut Suhartono, program mobil layanan antar-jemput siswa berkebutuhan khusus perlu ditingkatkan, mengingat salah satu kebutuhan yang mendesak bagi lembaga dalam memberi layanan pendidikan. Dengan begitu, lembaga bisa mengoptimalkan layanan yang diberikan.
"Di dalam mobil sudah dimodifikasi ada dua kursi roda untuk siswa difabel. Kapasitasnya untuk lima penumpang. Jadi, memang kami desain dan prioritaskan untuk mereka yang kesulitan secara ekonomi, terbatas secara jarak dan fisik," katanya.