Surabaya (ANTARA) - Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Suramadu mengajak masyarakat pendukung calon wali kota di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Surabaya 2020 untuk berkampanye dengan santun.
Lembaga pimpinan H Abdul Rohim ini salah satunya mengecam yel-yel yang dinyanyikan kelompok tertentu pendukung salah satu pasangan calon wali kota di Pilkada Surabaya yang mendiskreditkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Sekretaris Jenderal (Sekjend) LPM Suramadu Lukman Hakim menyebut yel-yel yang direkam dalam sebuah video dan sempat viral di media sosial (medsos) itu sangat tidak pantas.
"Ada alasan maupun tanpa alasan, hal itu tidak baik dan bukan cerminan warga Surabaya," katanya kepada wartawan di Surabaya, Senin malam.
Lukman mengungkapkan LPM Suramadu yang merupakan salah satu unsur warga Kota Surabaya pendukung Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno (MAJU) tetap tidak sepaham dengan video yang disebarkan oknum tak bertanggung jawab melalui medsos tersebut.
Dia menilai bagaimana pun juga kepemimpinan Tri Rismaharini selama 10 tahun terakhir telah membawa Kota Surabaya menjadi lebih baik.
"Jika kami sekarang menyalurkan dukungan kepada Pak Machfud Arifin dan Pak Mujiaman Sukirno, tidak lain hanya ingin ada perubahan di Kota Surabaya agar semakin maju dan lebih baik dari sebelumnya," ucapnya.
Dia mengajak khususnya kepada warga pendukung MAJU agar selalu mengutamakan budaya kesantunan dalam memberikan dukungan terhadap sosok yang diusungnya.
Saat berkampanye pun, lanjut Lukman, LPM Suramadu tetap memotivasi seluruh relawan agar melakukan pendekatan kekeluargaan tanpa emosional.
"Tidak ada tendensi dari kami untuk mendiskreditkan tokoh maupun pasangan calon lain, apalagi kepada Bu Risma sebagai Wali Kota yang juga dicintai warga Surabaya. Sungguh naif jika membenci Bu Risma," katanya, menegaskan.
Lebih lanjut Lukman mengajak agar perbedaan politik maupun pilihan dalam perhelatan Pilkada Kota Surabaya 2020 tidak dijadikan sebuah senjata untuk melukai dan saling memusuhi.
"Berbeda adalah hak seseorang untuk menentukan sikap pilihannya, bukan berarti harus terpecah karena hasutan kebencian. Mari kita sikapi perbedaan dengan bijak untuk tidak saling menghujat apalagi membenci. Dengan berpolitik yang santun dan damai akan lebih baik," tuturnya.