Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur meluncurkan inovasi bernama "Jawa Timur Inflation Monitoring and Report" (JAIM Report) yang diharapkan dapat melakukan pemantauan dan pelaporan kinerja pengendalian inflasi secara periodik.
"Ini merupakan upaya ekstra untuk memantau (monitoring) harga secara real time berdasarkan data harga produsen konsumen, kemudian dianalisis sebagai telaah kebijakan pengendalian inflasi tepat waktu dan sesuai sasaran," ujar Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Jatim Tiat S Suwardi di Surabaya, Rabu.
Melalui aplikasi JAIM Report, pihaknya berupaya memprediksi kemungkinan inflasi di periode akan datang karena biasanya tingkat inflasi Agustus baru turun September sehingga kebijakan yang dikeluarkan tidak update.
"Aplikasi ini juga diwujudkan sebagai sistem yang memungkinkan untuk menganalisa berbagai faktor penyebab inflasi," ucapnya.
Ia mencontohkan harga telur dan ayam yang diprediksi naik menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, maka sudah bisa terbaca dari sistem monitoring JAIM Report.
"Analisisnya, inflasi itu dipicu oleh harga pakan dari jagung yang terjadi kenaikan," tutur Tiat yang juga sekretaris TPID Jatim itu.
Dengan prediksi inflasi tersebut, TPID sejak dini dapat melakukan antisipasi dengan meminta PT Jatim Graha Utama (JGU) untuk menjadi intermediator.
PT JGU akan menjadi perantara untuk memenuhi suplai pakan seperti jagung dari Bojonegoro atau Bangkalan dengan harga wajar yang selanjutnya akan dibeli oleh Puspa Agro.
"Selanjutnya, produksi ayam dan telur peternak juga akan dibeli oleh Puspa Agro sebagai intermediator," katanya.
Sementara itu, untuk memperkuat sistem JAIM Report ini, pihaknya melakukan kerja sama data penghitungan inflasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim.