Ponorogo (ANTARA) - Bupati Ponorogo Ipong Muchlisoni menyampaikan daerah yang dipimpinnya saat ini masuk status zona kuning COVID-19 bersama sembilan kabupaten/kota lain di Jawa Timur dengan risiko transmisi penularan rendah, seiring melambatnya pertambahan kasus di daerah itu.
"Ini perkembangan positif setelah sebelumnya Ponorogo masih berstatus zona oranye dengan risiko paparan sedang," kata Bupati Ipong dalam siaran tertulis yang diterima di Ponorogo, Jumat.
Ipong mengatakan perkembangan ini patut disyukuri mengingat di Jatim hanya 10 daerah dari 38 kabupaten/kota yang berstatus zona kuning.
Selain Ponorogo, sembilan daerah lain yang juga lebih dulu berstatus zona kuning adalah Bangkalan, Pamekasan, Kota Kediri, Trenggalek, Situbondo, Madiun, Sampang, Tulungagung, dan Lumajang.
Sementara 26 Kab/Kota masih dinyatakan sebagai zona oranye dan dua Kab/Kota lainnya sebagai zona merah.
Kendati semakin terkendali, Ipong tetap mengingatkan masyarakat Ponorogo untuk tidak lengah dan abai terhadap risiko pandemi gelombang kedua.
Karenanya protokol kesehatan wajib dijalankan setiap individu secara ketat. Penggunaan masker harus lebih diperketat, pola hidup sehat serta penanganan kasus secara tuntas dan komprehensif di semua kelompok dan lapisan risiko.
"Tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Terima kasih atas kerja keras dan dedikasi semua pihak yang berusaha maksimal memerangi COVID-19, semoga wabah ini segera lenyap dari bumi Ponorogo tercinta, juga daerah-daerah lain di seluruh pelosok negeri (Indonesia)," katanya.
Di Ponorogo, saat ini tercatat jumlah kasus positif COVID-19 sebanyak 231 kasus, 212 orang diantaranya dinyatakan sembuh total, enam meninggal dunia, 13 pasien masih diisolasi.
Ada tujuh klaster yang diidentifikasi tim epidemologi Dinkes Ponorogo, yakni klaster Pondok Gontor (86 kasus, 86 sembuh), Pondok Temboro Magetan (13 kasus, 13 sembuh), Ronowijayan-1 (13 kasus, 13 sembuh), Ronowijayan-2 (7 kasus, 7 sembuh), PPIH Sukolilo (8 kasus, 8 sembuh), klaster Panjeng (4 kasus, 4 sembuh), dan sumber penularan lainnya yang tidak teridentifikasi (77 kasus, 61 sembuh, 3 meninggal), serta riwayat perjalanan Surabaya (23 kasus, 20 orang sembuh, 3 meninggal).