Ponorogo (ANTARA) - Dua rumah sakit di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menerima hibah dua mesin PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi ada atau tidaknya infeksi virus corona baru atau SARS-CoV-2 pada pasien atau penderita yang menjadi objek pemeriksaan.
"Insya-Allah dalam waktu dekat di Kabupaten Ponorogo akan beroperasi dua mesin PCR, yaitu di RSUD dr. Harjono dan RSU Aisyiyah," kata Bupati Ponorogo Ipong Muchlisoni dalam siaran persnya diterima ANTARA, Kamis.
Ia menjelaskan dua mesin PCR itu merupakan hibah dari Pondok Modern Darussalam Gontor yang menerima bantuan langsung dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Unit mesin PCR dimaksud telah datang dan ditempatkan di kedua rumah sakit yang ada di Ponorogo.
Saat ini, di RSUD dr. Hardjono maupun RS Aisyiyah sedang dipersiapkan instalasi dan sarana prasarana penunjangnya.
Tiga orang analis di bagian laboratorium saat ini juga sedang diberi pelatihan secara khusus.
Dalam studi literatur, PCR atau "polymerase chain reaction" adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus.
Saat ini, PCR juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona.
Material genetik yang ada di dalam setiap sel, termasuk di dalam bakteri atau virus, bisa berupa DNA (deoxyribonucleic acid) atau RNA (ribonucleic acid). Kedua jenis materi genetik ini dibedakan dari jumlah rantai yang ada di dalamnya.
"Semoga dengan adanya dua mesin PCR ini, proses testing bisa berjalan lebih cepat dan tentunya proses penanganan COVID-19 di Ponorogo bisa lebih optimal," katanya.
Jumlah kasus konfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Ponorogo secara akumulatif hingga saat ini tercatat sebanyak 146 kasus.
Dari jumlah itu, empat orang penderita SARS-CoV-2 akhirnya meninggal dan 107 sembuh.
Kasus-kasus COVID-19 di Ponorogo mengalami lonjakan setelah ditemukan tiga kluster besar dalam waktu hampir bersamaan, salah satunya dari kluster Pondok Gontor yang hingga kini menyumbang 56 kasus.
Kasus COVID-19 dari lingkungan Pondok Gontor ini yang terbesar dibanding enam kluster atau sumber penularan yang diidentifikasi Satgas COVID-19 setempat.
Enam sumber penularan itu adalah kluster Temboro sebanyak 13 kasus (13 sembuh), Ronowijayan 13 kasus (tujuh sembuh), PPIH Sukolilo sebanyak delapan kasus (delapan sembuh), kluster Panjeng empat kasus (tiga sembuh), riwayat perjalanan Surabaya dan sekitar sebanyak 23 kasus (12 sembuh) dan sumber penularan lain-lain (nonspesifik identifikasi) sebanyak 29 kasus (16 sembuh).