Surabaya (ANTARA) - Sebanyak 153 warga Kota Surabaya dinyatakan reaktif virus corona (COVID-19), menurut hasil pemeriksaan cepat atau "rapid test" massal yang hari ini digelar di dua lokasi oleh Badan Intelijen Nasional (BIN).
Dr Sri Wulandari, salah satu dokter yang menangani rapid test tersebut, merinci terdapat sebanyak 510 warga yang mengikuti kegiatan ini di kawasan zona merah Jalan Gresik PPI Surabaya.
"Sebanyak 48 warga dinyatakan reaktif dari hasil rapid test di kawasan Jalan Gresik PPI Surabaya," katanya kepada wartawan di Surabaya, Minggu.
Rapid test, lanjut dr Sri, sepanjang hari tadi juga digelar di Terminal Manukan Surabaya, yang diikuti 736 warga. "Hasil rapid test di Terminal Manukan menyatakan sebanyak 105 orang reaktif," ujarnya.
BIN diketahui telah menggelar rapid test masal di beberapa lokasi wilayah Kota Surabaya, sejak hari Jumat (29/5), selain juga menyalurkan bantuan ribuan alat kesehatan untuk pemerintah kota setempat.
Kepala BIN Daerah Jawa Timur Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI M Syafei K berharap kegiatan kemanusiaan ini dapat memutus rantai penularan COVID-19.
"Pimpinan BIN merasa perlu bahwa Kota Surabaya menjadi prioritas penanganan untuk memberantas COVID-19. Kita berharap penderita yang positif bisa segera diisolasi sehingga tidak menyebar ke wilayah," ucapnya.
Dalam kegiatan rapid test massal yang telah digelar di sejumlah lokasi wilayah Kota Surabaya tersebut, BIN juga menyediakan mobil laboratorium untuk langsung melakukan tes swab "polymerase chain reaction" (PCR) terhadap para warga yang terindikasi reaktif.
"Tes swab PCR di mobil laboratorium ini memiliki kemampuan memeriksa 300 sampel dalam satu hari dan hasilnya dapat keluar dalam waktu 5 jam," ujar Brigjen Syafei. (*)
153 warga Surabaya reaktif COVID-19 dari hasil "rapid test" massal
Minggu, 31 Mei 2020 20:07 WIB
Dalam kegiatan rapid test massal yang telah digelar di sejumlah lokasi wilayah Kota Surabaya tersebut, BIN juga menyediakan mobil laboratorium untuk langsung melakukan tes swab "polymerase chain reaction" (PCR) terhadap para warga yang terindikasi reaktif