Jember (ANTARA) - PT Pupuk Kalimantan Timur menyatakan kesiapannya untuk mendistribusikan pupuk urea bersubsidi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, sesuai dengan kuota pupuk subsidi yang didapatkan wilayah setempat.
"Kami sudah mendapatkan tembusan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Nomor 521.1/138/110.2/2020 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Jatim tahun anggaran 2020," kata Asisten Account Executive PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Nursalim di Jember, Selasa.
Berdasarkan SK tersebut, kuota pupuk bersubsidi di Kabupaten Jember tahun 2020 sebanyak 93.050 ton dengan rincian pupuk urea sebanyak 46.739 ton, pupuk SP36 sebanyak 1.861 ton, pupuk ZA sebanyak 16.212 ton, NPK sebanyak 24.450 ton, dan organik sebanyak 3.788 ton.
Sedangkan kuota pupuk bersubsidi di Jember tahun 2019 tercatat pupuk urea sebanyak 90.975 ton, pupuk SP36 sebanyak 4.018 ton, pupuk ZA 41.492 ton, pupuk NPK 32.989 ton, dan pupuk organik 18.259 ton.
Dibandingkan dengan 2019, pupuk urea subsidi berkurang sebanyak 44.236 ton atau 51 persen, kemudian pupuk SP36 berkurang 2.157 ton (46 persen), pupuk ZA berkurang 25.280 ton (39 persen), pupuk NPK berkurang 8.539 ton (74 persen), dan pupuk organik berkurang 14.471 ton (21 persen).
"Memang ada pengurangan yang cukup signifikan. Pupuk Kaltim sebagai produsen pupuk urea bersubsidi siap mendistribusikan sesuai dengan alokasi pupuk yang didapatkan Jember," tuturnya.
Selain menyiapkan pupuk bersubsidi, PKT juga menyiapkan pupuk urea nonsubsidi yakni urea Daun Buah, NPK Pelangi, dan pupuk hayati untuk mengantisipasi apabila petani membutuhkan pupuk nonsubsidi karena pengurangan kuota pupuk subsidi di Jember.
"Untuk kuota pupuk urea bersubsidi di Jember mengalami pengurangan sekitar 51 persen dibandingkan tahun 2019, sehingga kami juga menyiapkan pupuk nonsubsidi karena ada sebagian petani yang membeli pupuk nonsubsidi," katanya.
Ia menjelaskan, sebagian petani di Jember sudah menggunakan pupuk urea nonsubsidi, namun diakuinya harga pupuk nonsubsidi lebih mahal dibandingkan dengan pupuk subsidi, sehingga tidak semua petani mampu membeli pupuk nonsubsidi.