Tulungagung (ANTARA) - Jasa Raharja menyerahkan santunan kematian dengan nominal masing-masing sebesar Rp50 juta kepada lima korban meninggal dalam kecelakaan bus rombongan guru TK asal Tulungagung di Jalan raya Kesamben, Blitar, Jawa Timur, Sabtu.
"Ya, untuk korban meninggal, hari ini juga kami TL untuk dibayarkan santunannya sebesar Rp50 juta per orang," kata Kepala Kantor Pelayanan Jasa Raharja Tulungagung Purwono dikonfirmasi di Tulungagung.
Baca juga: RSUD Ngudi Waluyo Blitar sebut lima korban tewas akibat kecelakaan bus
Sampai berita ini dirilis, Purwono menyatakan ada lima korban meninggal dalam insiden kecelakaan lalu lintas di jalan raya Kesamben, Kesamben, Blitar itu.
Rinciannya, empat korban merupakan penumpang bus Fabian Anugrah Trans dengan nomor polisi AG 7555 UR, dan satu orang lagi korban meninggal merupakan pengendara sepeda motor atas nama Ridwan (75), warga Desa Sembung, Kesamben.
Total santunan kematian yang disalurkan Jasa Raharja untuk kasus kecelakaan bus rombongan guru, kepala sekolah TK dan pengawas TK se-Kecamatan Tulungagung, Tulungagung itu dengan demikian adalah Rp250 juta untuk lima keluarga korban meninggal.
Baca juga: Empat korban tewas kecelakaan bus rombongan guru TK asal Tulungagung dimakamkan
Sedangkan untuk korban luka-luka, baik luka berat, sedang ataupun ringan, Jasa Raharja menjamin keseluruhan biaya perawatan dan pengobatan dengan maksimal pertanggungan sebesar Rp20 juta ler orang.
"Kalau biaya perawatannya hingga sembuh lebih dari Rp20 juta ya nanti untuk kelebihannya bisa dialihkan ke BPJS ketenagakerjaan/BPJS kesehatan ataupun metode lainnya. Jasa Raharja hanya menanggung biaya dengan maksimal plafon Rp20 juta per orang," ujarnya.
Jumlah korban luka-luka, baik yang berat, sedang ataupun ringan, Purwono menyebut ada 46 orang. Tiga di antaranya mengalami luka berat akibat patah tulang rahang, patah kaki/tangan dan rusuk.
Sementara 17 orang korban lainnya menderita luka skala sedang akibat benturan kepala dan badan.
Baca juga: Sebagian korban luka kecelakaan bus di Blitar diperbolehkan pulang
Menurut keterangan Kabag Humas Pemkab Tulungagung Galih Nusantoro, untuk tiga warga Tulungagung yang mengalami luka berat masih harus menjalani perawatan intensif di RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, Blitar.
Sedangkan belasan lainnya yang luka sedang sedang diupayakan agar penanganan bisa dialihkan ke RSUD dr Iskak, Tulungagung. Koordinasi sudah dilakukan langsung oleh Bupati Tulungagung Maryoto Birowo dengan pihak Direktur RSUD Ngudi Waluyo, dr. Endah Woro Utami.
"Selama (nanti) dirawat di RSUD dr Iskak, Tulungagung biaya akan ditanggung pemerintah (daerah)," katanya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah bus pariwisata yang mengangkut rombongan guru TK asal Kabupaten Tulungagung, mengalami kecelakaan di jembatan Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar.
Dalam kejadian menyebabkan lima orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.
Informasinya, guru pengawas dan kepala sekolah taman kanak-kanak asal Kabupaten Tulungagung itu rencananya menghabiskan akhir pekan di Pasuruan untuk wisata sekaligus studi banding ke objek wanawisata kebun kurma di daerah itu.
Namun di tengah perjalanan, bus terperosok di jalan raya Kesamben tepatnya sebelah timur SPBU Kesamben. Lokasi kecelakaan juga dekat dengan jembatan di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar.
Kejadian berawal saat bus Fabian Anugrah Trans dengan nomor polisi AG 7555 UR melaju dari arah barat dan tepat di atas jembatan menghindari truk tronton yang sedang berhenti karena mogok tepat di atas jembatan.
Bus Fabian Anugrah Trans yang mengangkut rombongan guru, kepala sekolah dan pengawas TK Kecamatan Tulungagung lalu berupaya menghindar ke kanan, namun dari arah depan (berlawanan) melaju motor yang ditumpangi Ridwan sehingga tertabrak satu sepeda motor dan bus terus melaju tanpa kendali hingga terjun ke dasar sungai sedalam 12-an meter.