Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menyayangkan sikap utusan dari Gubernur Jawa Timur yang datang ke Kediri berbicara terkait dengan atlet senam artistik Shalfa Avrila, karena dinilai tidak manusiawi.
"Kalau prosedur pemecatan dikeluarkan dari atlet itu tidak dipermasalahkan selama sesuai ketentuan. Tapi, karena ini sudah privasi, tentang keperawanan, Pak Wali Kota sangat tersinggung," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Kediri Apip Permana saat dikonfirmasi terkait video pengusiran utusan Gubernur Jatim yang viral di media sosial, Rabu.
Baca juga: Wali Kota Kediri ikut tanggapi polemik pemulangan atlet senam Shalfa Avrila
Ia menyayangkan dengan pernyataan utusan Gubernur Jawa Timur tersebut. Selain itu, utusan itu dinilai tidak menyampaikan amanat dari Gubernur Jawa Timur, yang meminta agar masalah itu diselesaikan kekeluargaan dan jika tuduhan tidak benar segera meminta maaf.
"Ternyata, oleh utusan tidak disampaikan. Justru menantang agar diproses di pengadilan. Bahkan, di depan keluarga (dikatakan) Shalfa tidak perawan, akhirnya terjadi kejadian itu (pengusiran utusan Gubernur Jatim)," kata Apip.
Baca juga: Atlet senam Shalfa Avrila terpukul karena tuduhan tidak perawan
Ia mengatakan, hingga kini belum ada konfirmasi lagi atau permintaan maaf dari dinas terkait maupun dari pernyataan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dengan kejadian yang terjadi di ruang dinas Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar tersebut.
"Sampai hari ini saya belum dapat informasi itu. Karena mungkin ada kesibukan lain, mungkin dalam waktu dekat," kata dia.
Baca juga: Pemprov Jatim siapkan pendampingan psikososial bagi atlet senam Shalfa Avrila
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa atlet senam Shalfa Avrila merupakan atlet yang dibina Persatuan Senam Seluruh Indonesia (Persani) Jatim.
Pemkot Kediri atas nama Wali Kota Kediri tidak membina langsung, sebab Shalfa Avrila sudah atas nama Jatim, sehingga yang membina adalah Gubernur Jatim.
Namun, pemkot bersedia memfasilitasi komunikasi dengan berbagai pihak, sehingga ada jalan keluar untuk Shalfa. Terlebih lagi, hingga kini Shalfa juga masih bersekolah di sebuah SMA di Kabupaten Gresik.
Baca juga: KONI Jatim minta akhiri polemik pemulangan atlet senam Shalfa Avrila
Video Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar yang mengusir tamu dari rumah dinasnya viral di media sosial. Peristiwa dalam video yang berdurasi 48 detik itu terjadi pada Minggu (1/12) siang.
Kejadian tersebut setelah selesai jumpa pers dengan jurnalis sekitar pukul 11.30 WIB, seluruh media meninggalkan lokasi. Namun, tidak berselang lama datang tamu yang mengatakan utusan dari KONI Jawa Timur dan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Timur.
Baca juga: Kuasa hukum atlet senam Shalfa Avrila minta PB Persani transparan
Tamu tersebut diketahui bernama Nurul Ansori dari Dispora Provinsi Jatim dan Nabil dari KONI Jatim. Awalnya Ansori dan Nabil akan berkunjung ke keluarga Shalfa Avrila, atlet senam yang dikeluarkan dari pelatnas menjelang pertandingan SEA Games.
Kedatangan Nurul Ansori di rumah dinas Wali Kota bermula dari pembicaraannya dengan Imam Mukhlas, kuasa hukum keluarga Shalfa lewat telepon. Dalam pembicaraan itu, Muklas mengatakan bahwa dia masih di rumah dinas, hingga akhirnya, Muklas minta izin Wali Kota untuk memfasilitasi tempat bertemu dengan Nurul Ansori.
Baca juga: Polemik pemulangan atlet senam, keluarga minta nama baik Shalfa Avrila dipulihkan
Hingga akhirnya, Wali Kota memberi izin agar pertemuan antara Nurul Ansori dengan Muklas beserta keluarga Shalfa Avrila diadakan di rumah dinas.
Saat dialog tersebut, Ansori mengatakan bahwa dia siap kalau persoalan Shalfa dibawa ke proses hukum. Dan dia mengatakan di hadapan forum yang dihadiri Shalfa berserta keluarga kalau Salfa sudah tidak perawan.
Karena hal itu, Shalfa hingga jatuh pingsan. Kuasa hukum keluarga Shalfa, Imam Mukhlas, hingga kini belum bisa dikonfirmasi. Ia hanya mengatakan saat ini masih menunggu perkembangan lebih lanjut.
Kasus atlet senam, Pemkot Kediri tanggapi pengusiran utusan gubernur dari ruang wali kota
Rabu, 4 Desember 2019 19:14 WIB
justru menantang agar diproses di pengadilan. Bahkan, di depan keluarga (dikatakan) Shalfa tidak perawan