Kediri (ANTARA) - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Kediri berusaha memediasi masalah seputar pemulangan paksa atlet senam artistik Shalfa Avrila Siani dari tim SEA Games 2019 dengan menemui Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
"Kami sudah koordinasikan masalah ini, dengan kuasa hukum dan kami perjuangkan. Besok dibantu pengacara akan menemui Ibu Khofifah," kata Ketua KONI Kota Kediri Maria Karangora di Kediri, Jumat.
Baca juga: Anaknya gagal ikut SEA Games, orang tua atlet senam Kediri ungkapkan kekecewaan
Maria mengaku belum mengetahui persis apakah pesenam artistik bernama Shalfa Avrila Siani itu bisa mengikuti SEA Games 2019 Filipina atau tidak.
Yang jelas, kata dia, saat ini komunikasi terus dijalin dengan berbagai pihak untuk mendapatkan jalan keluar terbaik.
"Tapi, keputusan bahwa bisa diikutkan lagi atau tidak kami belum tahu. Kuasa hukum sudah koordinasi, sudah pendekatan dari awal, mediasi (dengan tim pelatih) tapi kelihatannya belum ada jalan keluar," kata Maria.
Baca juga: Kemenpora: Pemulangan atlet senam bukan karena keperawanan, tapi indisipliner
Maria menyayangkan tuduhan tim pelatih kepada Shalfa Avrila Siani yang disebut sudah tidak perawan, karena tudingan itu menyangkut harkat dan martabat sang atlet. Padahal, Shalfa bukan atlet sembarangan karena sudah ikut latihan sejak kecil dan telah menorehkan berbagai prestasi.
Maria menyatakan mendukung tuntutan tim kuasa hukum Shalfa Avrila Siani kepada pelatnas, karena tuduhan kepada sang atlet telah dibantah oleh hasil pemeriksaan rumah sakit bahwa sang atlet tidak mengalami kerusakan pada selaput daranya, seperti dituduhkan pelatihnya.
"Kami tidak terima dan berusaha mencari penjelasan, tapi di sana (tim pelatih) agak bagaimana begitu. Pengacara juga melayangkan surat ke Presiden (Joko Widodo)," kata Maria.
Shalfa Avrila Siani gagal mengikuti ajang SEA Games 2019 di Filipina setelah dipulangkan paksa oleh tim pelatih dengan alasan yang disebut keluarganya tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Ayu Kurniawati, ibu kandung Shalfa Avrila Siani, sangat kecewa dengan kejadian yang menimpa anaknya ini. Sedangkan tim pelatih tidak memberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu dan hanya memberikan informasi kepada keluarga agar anaknya dibawa pulang.
Shalfa mulai masuk ke mes kepelatihan atlet di Gresik, ketika masih kelas lima sekolah dasar (SD). Sejak saat itu, Shalfa Avrila Siani harus berpisah dari orang tuanya.
Selama menjadi atlet itu, puluhan medali dan piagam penghargaan telah diperolehnya.
Warga Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, ini dua kali mendapatkan piagam Satya Yasa Cundamani, sebuah penghargaan tertinggi dari Pemerintah Kota Kediri untuk warga yang mengharumkan nama kota ini.